Berkaca dari Krisis Moneter 98, Suharso Optimis Target GNI USD 30 Ribu di 2045

9 Oktober 2023 17:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di kediaman KSP Moeldoko, Jakarta, Minggu (12/3).
 Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di kediaman KSP Moeldoko, Jakarta, Minggu (12/3). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa optimis target Gross National Income (GNI) Indonesia USD 30.000 per kapita pada tahun 2045 bisa diwujudkan. Dia menegaskan optimisme itu pada pihak-pihak yang meragukan target tersebut.
ADVERTISEMENT
"Banyak yang bertanya kepada saya, Pak Harso apakah memang kita bisa mencapai USD 30.000 per kapita pada tahun 2045 secara GNI," kata Suharso dalam Sosialisasi RPJPN 2025-2045 & RPJMN Teknokratik 2025-2029, Senin (9/10).
Optimisme Suharso tersebut berkaca pada tren GNI Indonesia yang mampu bangkit setelah diterpa krisis moneter (Krismon) pada tahun 1997-1998. Pada 2021, GNI per kapita Indonesia hanya USD 710.
"Pertanyaan yang sama seperti kita harapkan dari tahun 2001 setelah kita terperosok di tahun 97-98, dengan hanya USD 710, sekarang kita di USD 4.700," kata Suharso.
Untuk mencapai GNI per kapita USD 30.000 pada 2045, dia berharap GNI per kapita Indonesia pada 2024 bisa mencapai USD 5.500 ditambah tren pertumbuhan ekonomi yang melanjutkan kinerja positifnya.
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Target di tahun 2045 tersebut akan didorong oleh kontribusi PDB industri mencapai 28 persen, dan 17,5 persen dari PDB sektor maritim. Tantangannya, kinerja industri Indonesia kini tidak menunjukkan kinerja yang apik.
ADVERTISEMENT
"Yang paling penting yang ingin kita benahi adalah kontribusi dari sektor industri manufaktur yang angkanya hari ini cenderung menurun," pungkas Suharso.
Adapun target lainnya pada Indonesia Emas 2045 sesuai RPJPN 2025-2045 adalah daya saing SDM human capital index (HCI) mencapai 0,73, ringkas kemiskinan 0,5-0,8 persen, rasio gini 0,290-0,320, kontribusi Kawasan Timur Indonesia (KTI) pada PDB 26 persen, penurunan emisi gas rumah kaca 93,59 persen, dan pengaruh Indondia ke dunia internasional atau global power index berada di 15 besar.