Berkah Ekspor, Transaksi Berjalan RI Surplus untuk Pertama Kalinya di 2021

19 November 2021 11:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: ROMEO GACAD / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: ROMEO GACAD / AFP
ADVERTISEMENT
Kinerja ekspor yang cemerlang turut memberikan dampak positif bagi transaksi berjalan. Bank Indonesia (BI) melaporkan transaksi berjalan pada kuartal III 2021 mencatatkan surplus USD 4,5 miliar atau 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
Ini merupakan surplus untuk pertama kalinya di tahun ini, sebelumnya pada dua kuartal berturut-turut transaksi berjalan mencatatkan defisit atau current account deficit (CAD). Pada kuartal I 2021, CAD sebesar 0,4 persen PDB dan di kuartal II 2021 sebesar 0,7 persen PDB.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, kinerja positif tersebut terutama dikontribusikan oleh surplus neraca perdagangan barang yang makin meningkat. Utamanya karena kenaikan ekspor non migas, sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional.
"Selain itu, defisit neraca jasa tercatat lebih rendah, antara lain disebabkan oleh perbaikan kinerja jasa transportasi yang didukung oleh meningkatnya penerimaan jasa freight sejalan dengan peningkatan aktivitas ekspor. Di sisi lain, defisit neraca pendapatan primer meningkat akibat kenaikan pembayaran imbal hasil investasi langsung yang dipengaruhi oleh perbaikan kinerja korporasi berbasis sumber daya alam (SDA)," ujar Erwin dalam keterangan resmi, Jumat (19/11).
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2021 juga mencatatkan surplus yang makin meningkat, terutama bersumber dari investasi langsung. Pada kuartal III 2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar USD 6,1 miliar atau 2,0 persen dari PDB), lebih tinggi dari capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar USD 1,6 miliar atau 0,6 persen dari PDB).
ADVERTISEMENT
Surplus tersebut bersumber dari aliran modal asing masuk neto (net inflows) investasi langsung yang tetap terjaga sebesar USD 3,3 miliar. Investasi lainnya juga mengalami surplus, setelah mengalami defisit pada triwulan sebelumnya, yang dipengaruhi oleh penurunan pembayaran neto pinjaman luar negeri, peningkatan penempatan simpanan non residen di dalam negeri, serta tambahan alokasi Special Drawing Rights (SDR).
Sementara investasi portofolio selama kuartal III 2021 juga mencatat net inflows yaitu sebesar USD 1,1 miliar, meskipun menurun dari kuartal sebelumnya yang sebesar USD 4,0 miliar, sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlangsung.
Secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2021 mencatat surplus, sehingga menopang ketahanan eksternal. NPI pada kuartal III 2021 mencatat surplus USD 10,7 miliar, setelah mengalami defisit USD 0,4 miliar pada kuartal sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 mencapai USD 146,9 miliar, lebih tinggi dibandingkan USD 137,1 miliar pada akhir Juni 2021. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.
"Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal," jelas Erwin.