Bersama Kadin, INACA Usul Industri Penerbangan Dapat Keringanan dari Pemerintah

22 Juli 2021 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membuat kajian bersama agar bisnis penerbangan bisa diselamatkan. Salah satu usulannya adalah meminta adanya keringanan biaya kebandarudaraan hingga 2023.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja mengatakan, relaksasi yang diinginkan maskapai adalah adanya pelayanan jasa pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U). Kemudian relaksasi terkait biaya avtur dan perpajakan maskapai diringankan pemerintah.
"Kenapa? Karena kami sudah coba di 2021 melalui biaya stimulus tapi birokrasinya cukup panjang. Karena itu, poin pertama yang kami kaji bersama bagaimana membuat relaksasi sehingga burden sharing usaha 3 tahun ini dapat keringanan," kata dia dalam Diskusi Solutif bersama Ketua Umum KADIN Indonesia secara daring, Rabu (22/7).
Berdasarkan catatan Denon, jumlah market penumpang maskapai tahun ini terus menyusut menjadi 10 persen. Jumlah penumpang yang di masa normal bisa mencapai 100 juta lebih, kini hanya 32 juta per tahunnya.
Ketua INACA Denon B Prawiraatmadja di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (26/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Usulan kedua yang ingin dikerjakan bareng Kadin adalah tambahan vaksin yang ditunjukkan untuk kru dan pilot sebagai game changer pemutus rantai penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
Ketiga, Denon juga mengusulkan ke Kadin agar bersama-sama membuat kajian di mana para maskapai bisa mendapatkan pinjaman lunak atau soft loan untuk bantu bangkit dari jumlah market penumpang yang terus turun.
"Usulan juga kepada pemerintah membangun satu lembaga keuangan non bank seperti PT SMF dan PT SMI di bawah Kementerian Keuangan untuk fundamental strategi jangka panjang sehingga ketergantungan maskapai pada lessor asing bisa berkurang," ujarnya.
Di masa pandemi ini, beban keuangan maskapai sangat tertekan akibat biaya sewa pesawat berasal dari lessor asing. Mereka tidak menyangka akan ada pandemi sehingga menghantam bisnis utama perusahaan, sedangkan biaya sewa pesawat terus berjalan.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, sebagai wadah dari pengusaha ini, Kadin adalah sebuah organisasi yang anggotanya terdiri dari perusahaan dan asosiasi perusahaan perdagangan, industri, agrobisnis dan jasa di Indonesia dari berbagai tingkatan dan skala.
ADVERTISEMENT
Fungsinya selain memperjuangkan kepentingan kepentingan para pengusaha, juga memperjuangkan kepentingan masyarakat, terutama karena sebuah industri tidak bisa terlepas dari sebuah upaya menggerakkan perekonomian masyarakat.
Di luar negeri, seperti di Prancis, Jerman dan banyak negara lain, kamar dagang mereka juga seringkali ikut membantu jika salah satu anggotanya sedang melakukan negosiasi dengan pihak internasional.
Arsjad juga mengatakan dengan kerja sama dan bantuan berbagai pihak, termasuk pihaknya, diharapkan sektor penerbangan dapat bertahan dan segera pulih kembali.
"Usulan dari Ketua Umum INACA untuk bentuk lembaga keuangan non bank khusus bidang penerbangan tentu akan jadi pertimbangan agar pembiayaannya tidak bergantung pada lessor asing. Kami perlu ada roadmap jangka panjang untuk menghadapi ancaman di masa depan," ujar Arsjad.
ADVERTISEMENT