Betapa Pentingnya Penanganan COVID-19 Agar Pemulihan Ekonomi Bisa Berlanjut

27 Juli 2021 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kursi di tempat makan di salah satu Mal di Jakarta, Senin (5/7/2021) saat PPKM Darurat berlaku. Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kursi di tempat makan di salah satu Mal di Jakarta, Senin (5/7/2021) saat PPKM Darurat berlaku. Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Selain menyelamatkan nyawa warga, pemerintah juga harus menyelamatkan ekonomi di tengah hantaman pandemi COVID-19. Namun masalah ekonomi dinilai tak bisa selesai bila sisi kesehatan terus memburuk.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menyebut saat ini penanganan dari sisi kesehatan menjadi yang utama. Sehingga pemerintah harus sungguh-sungguh menggencarkan penanganan COVID-19 mulai dari percepatan vaksinasi, testing, dan tracing.
"Penanganan dari sisi kesehatan untuk mempercepat penanggulangan pandemi lebih urgent lagi pada saat sekarang. Terutama sisa beberapa bulan sampai akhir tahun," ujar Faisal dalam diskusi virtual, Selasa (27/7).
Jika masalah kesehatan tak kunjung terkendali, maka pemulihan ekonomi juga terancam semakin lama bisa terwujud. Pasalnya dengan kasus tinggi, pembatasan akan terus dilakukan. Akhirnya akan berpengaruh pada daya beli masyarakat dan perputaran uang.
"Karena kalau enggak, dikhawatirkan akan lebih mempersulit pemulihan ekonomi ke depan. Jadi ketidakpastian akan meningkat," jelasnya.
Suasana di salah satu Mal di Jakarta, Senin (5/7/2021) ketika PPKM Darurat. Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Dia memprediksi di kuartal III tahun ini konsumsi rumah tangga akan kembali melambat. Penyebabnya karena lonjakan kasus COVID-19 yang memaksa pemerintah mengambil kebijakan pembatasan aktivitas.
ADVERTISEMENT
"Kemarin di kuartal II untuk pertama kali terjadi ekspansi setelah awal pandemi kita terus alami kontraksi dari sisi konsumsi rumah tangga. Diprediksi kuartal II sudah masuk zona positif. Namun akan terhambat di kuartal III karena ada gelombang kedua," jelasnya.
"Tadinya kelompok menengah sudah kembali spending di kuartal II, ditambah stimulus," lanjutnya.

Pasokan Oksigen untuk Industri

Selama lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia, pemerintah mulai mengalihkan pasokan tabung oksigen industri untuk kebutuhan medis. Pasalnya sempat terjadi kelangkaan tabung oksigen saat ledakan kasus pada Juni hingga Juli.
Pada 14 Juli, Kementerian Kesehatan mengumumkan komitmen dari Kementerian Perindustrian untuk mengalihkan 575 ton oksigen untuk kebutuhan industri ke medis.
Pekerja melakukan pengisian tabung oksigen di tempat pengisian oksigen CV Bayu Bangun Sakti di Tanjung Karang, Ampenan, Mataram, NTB, Senin (26/7/2021). Foto: Ahmad Subaidi/ANTARA FOTO
Sementara itu, Ekonom CORE Indonesia yang juga Guru Besar Unpad Ina Primiana menilai pemerintah juga harus mencari solusi bagi sektor industri yang membutuhkan oksigen. Jika tidak, maka rantai pasokan dari industri bisa terganggu.
ADVERTISEMENT
"Masalah oksigen perlu dipikirkan ketersediaan oksigen yang dibutuhkan industri yang saat ini banyak digunakan kesehatan, biasanya perbandingannya 70 persen industri 30 persen kesehatan. Sekarang dibalik. Nah ini kalau berlanjut terus ini akan mengganggu rantai pasok dari industri tersebut," tutur Ina.