BFI Finance Catatkan Perbaikan Kredit Macet Jadi 2,7 Persen di Kuartal III 2020

10 Oktober 2020 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BFI Finance Indonesia. Foto: dok. BFI Finance
zoom-in-whitePerbesar
BFI Finance Indonesia. Foto: dok. BFI Finance
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance), mencatatkan adanya perbaikan rasio kredit macet (non-performing financing/NPF) pada kuartal III 2020 menjadi 2,7 persen.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya pada kuartal II 2020, NPF BFI Finance sempat meningkat ke level 3,7 persen. Padahal pada kondisi sebelum pandemi, perseroan hanya mencatatkan NPF di kisaran 1 persen.
Finance Director dan Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono, mengatakan membaiknya NPF meski belum kembali seperti kondisi normal, disebabkan adanya relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"NPF dari 3,7 persen jadi 2,7 persen. Perbaikan itu mostly terjadi karena relaksasi PSBB. Di awal pandemi, PSBB itu ketat sekali. Ekonomi mati. Tapi pelan-pelan akses mulai dibuka terutama sesudah lebaran ya. Roda ekonomi kembali jalan. Itu mulai new normal. Sudah menunjukkan perbaikan," ungkap Sudjono dalam Webinar A Jewel in Multifinance Industry, Sabtu (10/10).
Sedangkan jika kembali ke kuartal II, kenaikan NPF perseroan juga terjadi karena adanya PSBB di berbagai daerah yang kemudian menyebabkan terhentinya perekonomian. Akibatnya, kemampuan bayar konsumen turun dan perseroan sulit melakukan penagihan.
ADVERTISEMENT
"Dulu (waktu PSBB) kami mau melakukan penagihan enggak bisa. Enggak bisa masuk karena di tempat konsumen ada portalnya. Jadi enggak bisa masuk. Dan konsumen bilang enggak bisa keluar rumah," ujarnya.
Gedung BFI Finance. Foto: Dok. BFI Finance
Saat NPF sempat naik, perseroan telah melakukan pencadangan untuk memitigasi risiko. Nilai cadangan kerugian juga ditingkatkan dari 2 persen di akhir 2019 menjadi 6 persen di akhir semester I-2020.
Adapun sejak April hingga Juni 2020, BFI Finance telah menyetujui restrukturisasi kredit sebesar Rp 4,1 triliun untuk 67.480 kontrak, atau setara 25 persen dari total nilai piutang pembiayaan perseroan.
Sepanjang semester I 2020 ini, perseroan mencatatkan nilai piutang pembiayaan bersih turun 9,5 persen dibandingkan periode yang sama di 2019 (yoy), dari Rp 16,46 triliun menjadi Rp 14,90 triliun.
ADVERTISEMENT
Sedangkan nilai pendapatan turun 2,75 persen dari Rp 2,51 triliun menjadi Rp 2,43 triliun yoy.