news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BI Beberkan Kendala Pengembangan Sektor Pariwisata di Jakarta

16 Juli 2019 9:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah sepeda untuk disewakan berada di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Senin, (22/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah sepeda untuk disewakan berada di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Senin, (22/4). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Sektor pariwisata perlu terus digenjot. Sebab, sektor pariwisata berpotensi mendatangkan devisa yang besar bagi negara. Salah satu destinasi yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman) adalah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Namun, ada beberapa persoalan dalam pengembangan pariwisata di Jakarta. Kepala Tim Advisory dan Ekonomi Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta, M Cahyaningtyas, mengatakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) masih menjadi persoalan pengembangan pariwisata.
“Jadi misalnya kalau kita bandingkan sama Thailand, itu orang-orangnya rata-rata bisa berbahasa Inggris. Selain itu mereka juga ramah-ramah,” katanya kepada kumparan di sela-sela media gathering, Yogyakarta, Senin (15/7).
Jembatan Cinta Pulau Tidung, Kepulauan Seribu Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Menurutnya pemerintah sudah terus berupaya untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat di kawasan pariwisata, hanya saja memang hasilnya belum terlalu signifikan. Karena itu, ia pun menyarankan agar masyarakat ikut sadar untuk mengembangkan kapasitas individu.
“Masyarakat juga perlu sadar diri ya. Khususnya mereka yang memang pendapatan dari pariwisata,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Riset yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada tahun lalu menunjukkan bahwa kemungkinan wisman untuk kembali berkunjung ke Jakarta seharusnya ditingkatkan lagi. “(Indeks) peluang wisman berkunjung kembali 0,63. Kalau 1 itu bagus ya,” ujarnya.
Suasana Pulau Bidadari, Jakarta, Sabtu, (16/3). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Cahyanigtyas mengatakan, hasil tersebut khusus untuk kondisi Jakarta saat ini. Jika kondisi destinasi wisata di Jakarta terus diperbaiki, maka akan ada kenaikan indeks wisman untuk berkunjung kembali. “Kalau diperbaiki lebih baik menjadi 0,93,” imbuhnya.
Ada beberapa catatan yang perlu terus diperbaiki untuk mengembangkan destinasi wisata di Jakarta. Pertama terkait aksesibilitas menuju lokasi wisata yang dinilai masih sulit bagi pengunjung wisman. Kedua, terbatasnya kegiatan di kawasan wisata.
Spot foto, ada aktivitas beragam. Begitu sampai ke sana (destinasi wisata) sudah lama, mati gaya. Kalau di Kepulauan Seribu mau ngapain? Kalau di Bali sama di Gili kalau malam ada kegiatan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT