BI Beberkan Pentingnya Rupiah Digital, Kapan Akan Dirilis?

11 Desember 2021 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Central Bank Digital Currency (CBDC) atau mata uang digital, menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan G20 level Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) di Bali pada 9-10 Desember 2021.
ADVERTISEMENT
Para delegasi menyepakati akan membahas masalah tersebut lebih lanjut pada level working group yang akan digelar pada Januari 2022, untuk kemudian di bawa ke pertemuan level menteri dan Gubernur bank sentral pada Februari 2022.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan mata uang digital yang dikeluarkan bank sentral menjadi topik prioritas karena akan berdampak pada makro finansial. Selain itu, dibahas juga berbagai macam risikonya.
“CBDC adalah kondisi tidak bisa terhindarkan. Currency ini didesign dalam bentuk digital. Apakah mau dirilis bank sentral seperti dalam bentuk cetak atau dirilis oleh private,” kata Dody di Nusa Dua, Bali.
Menurut Dody, adanya mata uang digital tersebut akan membuat pergerakan menjadi lebih cepat, lebih efisien, dan tidak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk cetak. Namun secara keuangan makro, juga harus dipertimbangkan segala risikonya.
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, penerbitan mata uang digital sebaiknya dilakukan oleh bank sentral agar bisa lebih terpantau sehingga bisa meminimalisir berbagai risikonya.
“Pastinya dari sisi bank sentral ingin dikeluarkan oleh bank sentral. CDBC sangat pengaruhi pergerakan stok uang di masyarakat. Kalau tidak ada monitoring , kita tidak tahu peredaran uang digital. Ujungnya dampaknya pada likuiditas, harga, inflasi,” katanya.
Oleh sebab itu, kata Dody, pembahasan uang digital menjadi cukup penting dalam pertemuan G20 untuk menentukan seperti apa design dan mekanisme peredarannya apakah bisa lintas negara.
“Target tidak ada. CDBC baru dikembangkan oleh masing-masing negara. Belum bisa interlink cross border,” ujarnya.