BI: Dalam Sepekan, Aliran Modal Asing Masuk Rp 710 Miliar ke RI

23 Oktober 2021 12:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melaporkan selama periode 18-21 Oktober 2021, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia tercatat sebesar Rp 710 miliar.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono merinci, nilai tersebut terdiri dari beli neto di pasar Surat Berharga Negara atau SBN sebesar Rp 1,35 triliun, dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 2,06 triliun. Sedangkan secara year to date, aliran modal asing tercatat masuk Rp 11,55 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 18-21 Oktober 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 0,71 triliun,” ujar Erwin dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Sabtu (23/10).
Seiring dengan masuknya dana asing, maka premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia lima tahun turun ke level 82,17 bps per 21 Oktober 2021 dari sebelumnya 84,82 bps per 15 Oktober 2021.
ADVERTISEMENT
Sementara tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun naik ke level 6,19 persen. Sedangkan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun naik di level 1,701 persen.
Adapun pada Kamis (21/10), nilai tukar rupiah ditutup pada level (bid) Rp 14.120 per dolar Amerika Serikat. Kemudian pada Jumat (22/10), rupiah dibuka pada level yang sama (bid) Rp 14.120 per dolar AS.
Sementara itu berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Oktober 2021, perkembangan harga pada Oktober 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,08 persen (mtm).
“Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2021 secara tahun kalender sebesar 0,88 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,62 persen (yoy),” ujar Erwin.
Cabai merah dan bawang putih yang akan didistribusikan untuk operasi pasar. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Penyumbang utama inflasi Oktober 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,06 persen (mtm), minyak goreng sebesar 0,03 persen (mtm), cabai rawit, rokok kretek filter dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar minus 0,03 persen (mtm), bayam, kangkung, sawi hijau, bawang merah dan emas perhiasan masing-masing sebesar minus 0,01 persen (mtm).
Edwin mengatakan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
“Selain itu BI juga akan melakukan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” ujarnya.