news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BI: Dana Asing Mulai Masuk, Kurs Menguat Rp 16.450 per Dolar AS

3 April 2020 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melaporkan pasar keuangan domestik saat ini menunjukkan kemajuan. Dana asing pun mulai kembali masuk ke tanah air.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, Jumat (3/4), kurs hari ini di level Rp 16.450 per dolar AS, menguat dibandingkan penutupan kemarin di Rp 16.470 per dolar AS.
Namun imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor sepuluh tahun pada hari ini naik tipis menjadi 8,08 persen, dibandingkan kemarin yang hanya 8,00 persen.
Yield SBN tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan yield obligasi pemerintah AS atau US Treasury tenor sepuluh tahun yang hanya 0,583 persen.
Penguatan rupiah tersebut sejalan dengan mulai masuknya dana asing ke pasar keuangan domestik.
Berdasarkan data transaksi sejak 30 Maret 2020 hingga 2 April 2020, terdapat aliran dana asing masuk sebesar Rp 3,28 triliun (net). Secara rinci, modal asing di pasar SBN sebesar Rp 4,09 triliun, sementara di pasar saham terdapat modal asing keluar sebesar Rp 820 miliar.
Ilustrasi dana asing. Foto: Pixabay/geralt
Jika dirinci berdasarkan data settlement pada periode yang sama, terdapat modal asing masuk Rp 770 miliar.
ADVERTISEMENT
Namun jika diakumulasikan sejak awal tahun ini hingga 2 April 2020, masih tercatat aliran asing yang keluar atau outflow sebesar Rp 143,99 triliun.
Meski demikian, pergerakan rupiah saat ini tak berdampak signifikan pada laju inflasi. Otoritas moneter memperkirakan inflasi tetap rendah di bulan ini.
Berdasarkan survei pemantauan harga di pekan pertama April 2020, BI memperkirakan laju inflasi selama April 2020 sebesar 0,2 persen secara bulanan (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,10 persen (mtm). Sehingga secara tahunan, laju inflasi diperkirakan 2,8 persen (yoy) di bulan ini.
Penyumbang inflasi April 2020 antara lain berasal dari komoditas bawang merah (0,08 persen), emas perhiasan (0,07 persen), jeruk (0,05 persen), gula pasir (0,02 persen), hingga tahu mentah, kangkung, tempe, bayam, beras, cabai rawit, air minum kemasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu cabai merah (-0,09 persen), daging ayam ras (-0,03 persen), dan angkutan udara (-0,01 persen).
"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan OJK untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," tulis laporan tersebut.