BI: Defisit Transaksi Berjalan RI Mengecil Jadi 0,45 Persen Selama 2020

19 Februari 2021 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) melaporkan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) mencapai USD 4,73 miliar atau 0,45 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang tahun lalu. Defisit ini jauh mengecil jika dibandingkan dengan 2019 yang sebesar USD 30,3 miliar atau 2,71 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, transaksi berjalan di kuartal I dan II tahun lalu masih mengalami defisit, masing-masing sebesar USD 3,6 miliar atau 1,31 persen dari PDB dan USD 2,93 miliar atau 1,2 persen dari PDB.
Sementara di kuartal III dan IV 2020, transaksi berjalan mengalami surplus. Pada kuartal III surplus USD 1,0 miliar atau 0,38 persen dari PDB dan di kuartal IV surplus USD 795 juta atau 0,29 persen dari PDB.
“Penurunan defisit tersebut sejalan dengan kinerja ekspor yang terbatas akibat melemahnya permintaan dari negara mitra dagang yang terdampak COVID-19, di tengah impor yang juga tertahan akibat permintaan domestik yang belum kuat,” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Jumat (19/2).
ADVERTISEMENT
Transaksi modal dan finansial sepanjang 2020 tetap surplus sebesar USD 7,9 miliar. Hal ini sejalan dengan optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi domestik yang terjaga dan ketidakpastian di pasar keuangan global yang mereda, terutama pada semester II 2020.
Sementara itu, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal IV 2020 mencatatkan defisit USD 156 juta, menurun dibandingkan kuartal III yang surplus USD 2,05 miliar. Sebelumnya di kuartal I NPI mencatatkan defisit USD 8,54 miliar dan kuartal II surplus USD 9,24 miliar.
Sebuah kapal tunda bersandar di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Secara keseluruhan, NPI sepanjang tahun lalu masih mencatatkan surplus USD 2,59 miliar. Namun angkanya melambat dibandingkan 2019 yang surplus USD 4,7 miliar.
“Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan defisit transaksi berjalan serta surplus transaksi modal dan finansial,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2020 meningkat menjadi sebesar USD 135,9 miliar. Angka ini setara dengan pembiayaan 9,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.
Erwin mengatakan, dengan langkah stabilisasi dan penguatan bauran kebijakan BI, dan koordinasi erat dengan Pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik tetap terjaga.
“Ke depan, BI senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna mendukung ketahanan sektor eksternal,” tambahnya.