BI Empat Kali Turunkan Suku Bunga dalam Setahun, Kapan Saja?

24 Oktober 2019 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bank Indonesia (BI) menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Oktober 2019 di Gedung BI, Jakarta, Kamis (24/10). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bank Indonesia (BI) menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Oktober 2019 di Gedung BI, Jakarta, Kamis (24/10). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di angka 5 persen. Ini adalah keempat kalinya suku bunga acuan BI dipangkas.
ADVERTISEMENT
Artinya, penurunan suku bunga BI sepanjang tahun hingga saat ini telah terjadi berturut-turut sebanyak 4 kali yaitu 18 Juli 2019 menjadi 5,75 persen, 22 Agustus 2019 menjadi 5,50 persen, 19 September 2019 menjadi 5,25 persen dan 24 Oktober 2019 menjadi 5 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, penurunan suku bunga tersebut berkaitan dengan prakiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil investasi keuangan domestik yang tetap menarik.
Selain itu, menurutnya penurunan itu juga bisa dijadikan sebagai langkah lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah kondisi ekonomi global yang melambat.
"BI melihat banyak perkembangan, dan indikator survei dan itulah yang kemudian kita lihat tren perkembangan dan prospek ke depan," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Kamis (24/10).
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor Bank Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Perry menambahkan, kebijakan penurunan suku bunga acuan itu juga didukung oleh strategi operasi moneter yang terus diperkuat. Tujuannya, untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendukung transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.
ADVERTISEMENT
"Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian," kata dia.
Tak hanya itu, ia mengungkapkan, kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman pasar keuangan juga terus diperkuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Ke depan, Bank Indonesia juga akan mencermati perkembangan ekonomi domestik dan global dalam memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang akomodatif.
"Untuk menjaga tetap terkendalinya inflasi dan stabilitas eksternal serta turut mendorong momentum pertumbuhan ekonomi," ujarnya.