BI: Kepanikan Investor Atas Corona Mereda, Dana Asing Mulai Masuk RI

31 Maret 2020 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat menyampaikan keterangan pers melalui live streaming. Foto: Dok. Bank Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat menyampaikan keterangan pers melalui live streaming. Foto: Dok. Bank Indonesia
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menyebut kepanikan investor asing akibat pandemi virus corona mulai mereda. Hal ini sejalan dengan adanya kebijakan stimulus fiskal maupun moneter di berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kepanikan yang mereda itu mendorong masuknya dana asing ke Indonesia. Salah satunya melalui lelang obligasi pemerintah.
Pada hari ini, lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang dimenangkan sebesar Rp 22,2 triliun, dari target Rp 15 triliun. Adapun penawaran yang diperoleh sebesar Rp 35,15 triliun.
“Sekarang mulai ada inflow. Jadi memang minat dari investor untuk membeli SBN masih relatif tinggi dan dari Kemenkeu memenangkan lelangnya lebih dari yang ditargetkan. Ini menunjukkan bahwa minat ke investasi di Indonesia memang masih relatif tinggi,” ujar Perry dalam video conference, Selasa (31/3).
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Meski demikian, jika diakumulasikan sejak awal tahun ini hingga Senin (30/3), masih terdapat dana asing keluar atau capital outflow sebesar Rp 145,1 triliun. Terdiri dari outflow di SBN sebesar Rp 131,1 triliun dan saham Rp 9,9 triliun.
ADVERTISEMENT
Jika dihitung sejak adanya virus corona, atau hanya dari 20 Januari-30 Maret 2020, terjadi outflow sebesar Rp 167,9 triliun. Padahal sebelumnya sejak awal tahun ini hingga 19 Januari 2020, kata Perry, masih terjadi aliran modal asing masuk.
“Jadi memang merebaknya virus di seluruh negara, hampir semua negara terkena pandemi COVID-19 dan merebaknya sangat cepat dan luas, terjadi di AS, Italia, bahkan lebih besar dari di china di AS, juga terus meningkat juga di Jerman dan berbagai negara ini yang sebabkan outflow,” jelasnya.
Menurut Bank Indonesia, meredanya kepanikan investor asing itu membuat nilai tukar rupiah bergerak stabil. Bahkan per hari ini, kurs rupiah mulai menguat 0,15 persen di level Rp 16.301 berdasarkan data Financial Times. Padahal sebelumnya rupiah bisa mencapai Rp 16.550 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
“Itu memperkuat kebijakan stabilisasi bank sentral Fed, ECB, maupun sejumlah negara berkembang lain. Sehingga seminggu terkahir nilai tukar rupiah bergerak dalam mekanisme pasar yang baik, suplai demand baik, mekanisme pasar berjalan dengan baik,” tambahnya.