BI Makin Pesimistis soal Ekonomi RI, Bisa Minus 4,8 Persen di Kuartal II

20 Juli 2020 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) kembali mengoreksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020. Jika sebelumnya di periode tersebut ekonomi diprediksi minus 4 persen, kini proyeksinya bisa mencapai 4,8 persen.
ADVERTISEMENT
Proyeksi ekonomi Bank Indonesia ini juga lebih dalam jika dibandingkan pemerintah yang memprediksi ekonomi minus 4,3 persen di periode April-Juni 2020.
"Kuartal II Kemenkeu sekitar 4 persen negatif. BI angka yang sama, antara 4 persen sampai 4,8 persen, itulah kira-kira range yang kita perkirakan di kuartal II ini," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, Senin (20/7).
Destry melanjutkan, pemulihan ekonomi akan semakin lambat karena pandemi virus corona terus meningkat di Indonesia. Bahkan hingga saat ini, pemerintah belum bisa melihat kapan puncak COVID-19 terjadi di Tanah Air.
Peningkatan jumlah orang yang tertular tersebut sejalan dengan rapid test yang dilakukan pemerintah. Apalagi, pemerintah berencana meningkatkan rasio rapid test menjadi 10.000 per 1 juta penduduk.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau kita lihat COVID di Indonesia, kita belum lihat puncaknya, masih terus mengalami peningkatan dan sekarang per harinya sudah di atas 1.000 untuk kasus baru. Tapi mungkin tidak akan fair juga kalau hanya lihat jumlah yang positif, karena memang dari hari ke hari rapid test makin lama makin naik," jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi selama kuartal II 2020 mengalami kontraksi atau minus 4 persen. Ini sejalan dengan penurunan berbagai indikator kegiatan ekonomi sepanjang April-Juni tahun ini.
"Perkiraan-perkiraan kami dengan berbagai data yang memang menunjukkan kontraksi ekonomi Indonesia memang berkisar 4 persen," ujar Perry dalam konferensi per secara virtual, Kamis (16/7).
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Namun menurut Perry, ekonomi akan kembali bergeliat di kuartal III 2020. Beberapa indikator dini permintaan domestik menunjukkan perkembangan positif ini, tercermin pada penjualan ritel, Purchasing Manager Index, ekspektasi konsumen, dan berbagai indikator domestik lain yang mulai meningkat.
ADVERTISEMENT
"Bisa kami tambahkan, setelah bulan Juni terdapat indikator yang menunjukkan geliat ekonomi naik," jelasnya.
Meski demikian, Perry tak menyebut proyeksi bank sentral terhadap pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ini. Pada Juni lalu, Perry memproyeksi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 0,9 persen hingga 1,3 persen.