BI: Nilai Tukar Rupiah Terkendali di Tengah Situasi Global yang Tak Pasti

22 Juli 2021 18:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menilai pergerakan nilai rupiah relatif terkendali di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar global. Per 21 Juli 2021, nilai rupiah tercatat melemah 0,29 persen secara point to point dan 1,14 persen secara rerata dibandingkan dengan level akhir Juni 2021.
ADVERTISEMENT
Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, pergerakan nilai tukar rupiah ini dipengaruhi penyesuaian aliran modal keluar dari negara berkembang yang didorong oleh perilaku flight to quality, di tengah pasokan valas domestik yang masih memadai.
"Dengan perkembangan tersebut, rupiah sampai dengan 21 Juli 2021 mencatat depresiasi sekitar 3,39 persen secara year to date dibandingkan dengan level akhir 2020, relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand," katanya dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur BI, Kamis (22/7).
Lebih lanjut, Perry menyebut BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter, dan ketersediaan likuiditas di pasar.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diperkirakan tetap baik, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal. Defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2021 diperkirakan tetap rendah, didukung oleh surplus neraca perdagangan sebesar USD 6,30 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus triwulan sebelumnya sebesar USD 5,56 miliar.
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Kinerja positif tersebut ditopang oleh peningkatan ekspor komoditas utama seperti CPO, batubara, besi dan baja, serta kendaraan bermotor, di tengah kenaikan harga komoditas dunia. Perbaikan ekspor terjadi di Sumatera, Sulampua, dan Jawa.
Sementara itu, neraca modal diperkirakan mengalami surplus didukung oleh aliran modal masuk dalam bentuk penanaman modal asing dan investasi portofolio. Investasi portofolio pada kuartal II 2021 mencatat net inflow sebesar USD 4,28 miliar.
"Namun demikian, memasuki kuartal III (hingga 19 Juli 2021), investasi portofolio mencatat net outflow sebesar USD 0,70 miliar sejalan ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat," ujar Perry.
ADVERTISEMENT
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2021 tercatat sebesar USD 137,1 miliar, setara dengan pembiayaan 9,2 bulan impor atau 8,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Ke depan, kata dia, defisit transaksi berjalan pada 2021 diperkirakan tetap rendah di kisaran 0,6-1,4 persen dari PDB, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia.