BI Optimistis Industri Makanan-Fesyen Syariah Dorong Pemulihan Ekonomi RI

18 Oktober 2021 14:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi Future Blooms Elzatta di ISEF 2019. Foto: Dok. Elzatta
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Future Blooms Elzatta di ISEF 2019. Foto: Dok. Elzatta
ADVERTISEMENT
Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), Diana Yumanita menyatakan bahwa industri syariah atau halal value chain dalam negeri menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Diana menyebutkan lima sektor ekonomi syariah yang selalu menjadi pusat perhatian BI sebagai tonggak pembangunan ekonomi bangsa. Mulai dari pertanian terintegrasi (perkebunan, pertanian, perikanan), makanan, pariwisata, energi baru dan terbarukan (EBT), serta fesyen.
“Ada beberapa sektor khusus ekonomi syariah yang selalu menjadi unggulan pembangunan, dan semua ini berdampak dan membantu Indonesia dalam masa pemulihan ekonomi nasional pasca gelombang kedua COVID-19,” tutur Diana dalam jumpa pers bertajuk Sustainable Muslim Fashion yang dihelat oleh Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021 secara virtual, Senin (18/10).
Data dari BI menunjukkan bahwa pada semester pertama 2021, capaian sektor industri halal bertumbuh hingga 8,2 persen. Hal ini tercatat lebih tinggi dari pertumbuhan PDB nasional yang berada di 7,7 persen. Melihat data ini, Diana merasa bahwa semester kedua akan berjalan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, optimisme Indonesia dapat menjadi produsen produk halal dunia semakin meningkat dengan terhubungnya perkembangan teknologi. Baginya, peluang ini harus digunakan dengan baik untuk menjaring sebanyak-banyaknya pihak, baik nasional atau internasional, untuk bekerja sama dalam urusan ekonomi dan keuangan syariah.
“Ini adalah kiat untuk memperkuat Indonesia sebagai negara dengan ekonomi dan keuangan syariah terkuat,” tambahnya.
Untuk mewujudkannya, Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI tak pernah bolos mengadakan ISEF. Pada tahun ini, ISEF berjalan untuk yang ke-8 kalinya. BI percaya kalau ISEF dapat menjadi medium pertukaran pendapat antara masyarakat, pelaku bisnis, hingga menjadi medium pertukaran nilai.
“Maka dari itu, kami membuat acara yang berfokus untuk membahas ekonomi dan keuangan syariah dalam ISEF 2021. Penekanan ISEF kali ini ditunjukkan untuk memberikan inspirasi. ISEF tak hanya ingin mengintegrasikan pemikiran semata, tetapi juga inisiatif nyata, baik untuk domestik atau internasional,” jelas Diana.
ADVERTISEMENT
Menghadirkan workshop, ekshibisi, dan boot camp, ISEF 2021 akan mengangkat topik halal food dan modest fashion sebagai dua sektor industri yang terbukti bertahan di tengah hantaman COVID-19.
“Bukan hanya itu, makanan halal dan modest fashion Indonesia juga ada di peringkat ketiga dan keempat secara global. Ekspor makanan halal mencapai USD 10,36 miliar atau tumbuh 46 persen. Sedangkan modest fashion tumbuh 4,2 persen atau setara dengan USD 277 miliar,” pungkasnya.
Diana menutup pemaparannya dengan undangan kepada seluruh masyarakat serta pelaku usaha untuk bersama-sama melihat perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di kuartal III 2021. Ia mengatakan bahwa laporan resminya akan disampaikan pada hari pertama ISEF 2021, yakni Rabu, 27 Oktober 2021.
“Laporannya akan dikabarkan nanti, ya, tanggal 27 Oktober 2021. Jadi, ditunggu dan datang ke ISEF!” tutup Diana.
ADVERTISEMENT