BI Optimistis Inflasi Terjaga Meskipun Virus Corona Sudah Masuk Indonesia

2 Maret 2020 18:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemantauan harga pangan menjelang Ramadhan. Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
zoom-in-whitePerbesar
Pemantauan harga pangan menjelang Ramadhan. Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memastikan laju inflasi akan tetap terjaga di tahun ini meskipun virus corona atau covid-19 itu sudah masuk ke Indonesia. Virus corona dikhawatirkan berdampak pada kenaikan harga sejumlah komoditas, utamanya bahan makanan.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, otoritas moneter enggan merevisi target inflasi tahun ini yang sebesar 3 plus minus 1 persen. Setidaknya ada tiga alasan mengapa bank sentral enggan merevisi target tersebut.
Pertama, BI menilai kapasitas produksi saat ini masih mencukupi permintaan domestik. Sehingga dampak kenaikan permintaan terhadap inflasi masih sangat kecil.
"Kedua, harga-harga impor juga turun atau rendah, sehingga dampak harga impor terhadap inflasi itu juga rendah," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Senin (2/3).
Ketiga, Bank Indonesia memandang fluktuasi nilai tukar rupiah ke inflasi juga masih rendah. Menurut Perry, kurs rupiah yang melemah beberapa pekan ini akibat ketidakpastian global, sehingga asing melepas dananya dari pasar keuangan domestik dan beralih ke instrumen yang dinilai lebih kecil risikonya, seperti emas.
ADVERTISEMENT
"Jadi investor lepas dulu, Insyaallah akan beli (lagi). Keseluruhan kita yakini rupiah akan bergerak stabil dan dampak ke inflasi rendah," katanya.
Perry menegaskan akan terus melakukan intervensi tanpa batasan tertentu (unlimited). Hal ini juga bertujuan agar investor tetap yakin untuk menaruh dananya di pasar keuangan domestik.
Konferensi pers Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian RI, Jakarta, Senin (2/3). Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
"Tidak (tidak ada limit). Kami stabilkan nilai tukar rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar. Kami yakinkan pasar tetap confident. Kami pastikan intervensi di spot, DNDF, SBN. Alhamdulillah sekarang semakin baik kondisi pasar valasnya," tambahnya.
Adapun selama Februari 2020, laju inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan (mtm) dan 2,98 persen secara tahunan (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,39 persen (mtm), namun lebih tinggi jika dibandingkan Februari 2019 yang terjadi deflasi sebesar 0,08 persen (mtm).
ADVERTISEMENT
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,95 persen dan andilnya terhadap inflasi Februari 2020 sebesar 0,25 persen.
Inflasi tersebut lebih disebabkan oleh komoditas pangan. Utamanya bawang putih yang memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,09 persen.
Sementara kelompok transportasi mengalami deflasi 0,37 persen dan andilnya sebesar 0,04 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,01 persen.