BI Pede Derasnya Investasi Bisa Kendalikan RI dari Resesi

3 Oktober 2022 17:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) percaya diri dapat kendalikan resesi yang akan terjadi di 2023 dengan derasnya investasi yang masuk ke Indonesia. Modal investasi bisa digunakan untuk menekan inflasi pangan.
ADVERTISEMENT
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar, Bambang Pramono, mengatakan saat ini Indonesia berada di peringkat 8 terbesar di dunia dalam produksi pangan dengan 138 ribu ton. Sebanyak 70-80 persen berasal dari Jawa Barat.
"Berarti ini sangat potensial untuk kita Jabar meningkatkan ketahanan pangan," ucap Bambang di acara Java Investment Summit 2022 'Green Investment: Food Security & Renewable Energy', Senin (3/10).
Dengan adanya investor, resesi yang akan terjadi tahun 2023, menurutnya tidak terlalu berat dampaknya bagi Indonesia, khususnya Jabar.
"Berinvestasi di Indonesia adalah sesuatu yang menguntungkan bagi para investor. Jadi kita memberikan sesuatu yang menarik kepada investor, stabil semuanya dan bisa kita penuhi," ucap Bambang.
Bambang tak menampik jika pengadaan investasi sebagai bentuk kewaspadaan resesi di tahun depan apabila konflik Rusia-Ukraina masih berlanjut.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada dampak lanjutan maka masing-masing negara harus memastikan kebutuhan basic/pangannya dipenuhi dari dirinya sendiri," ucapnya.

Keamanan Berinvestasi

Bambang meyakinkan Indonesia sebagai negara yang aman untuk investor. Meski nilai rupiah telah terdepresiasi sebesar 2,24 persen saat ini, hal tersebut menurut dia masih relatif baik ketimbang mata uang di negara berkembang lain.
"Artinya investor luar, ketika melihat ada gejolak global, mereka narik dulu. Yang ditarik ternyata tidak sebanyak yang masih tinggal. Sehingga depresiasinya masih kecil. Hal itu menunjukkan bahwa di kita itu aman. Apalagi dengan ada penyesuaian rate (suku bunga) saya yakin mereka akan kembali lagi," sambungnya.
Di tempat yang sama, Koordinator Urusan Pengembangan dan Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Deni Rusyana, mengatakan resesi investasi di Jabar relatif meningkat dalam 5 tahun ke depan. Dengan begitu, dapat meyakinkan kepercayaan investor agar tetap aman selama berinvestasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak yakin investor akan mau menambahkan investasinya di Indonesia atau Jabar kalau mereka menganggap Indonesia atau Jabar tidak aman," tandasnya.

Reporter: Arif Syamsul Ma'arif