BI Prediksi Ekonomi Global hanya Tumbuh 2,6 persen di 2023, Apa Sebabnya?

5 Desember 2022 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo memberikan keterangan pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo memberikan keterangan pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (21/11). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi global tahun depan hanya berada pada kisaran 2,6 persen. Prediksi ini bahkan bisa lebih rendah lagi.
ADVERTISEMENT
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengungkapkan pertumbuhan ekonomi 2023 akan dipengaruhi oleh dua hal. Pertama, adanya tekanan inflasi yang masih akan tinggi, kedua adalah kebijakan suku bunga tinggi yang diperkirakan akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Sementara itu, untuk melihat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, semuanya dapat dilihat dari prospek inflasi di negara maju. Pemerintah Indonesia bisa melihat melalui respons kebijakan mereka dan bagaimana dampak inflasi, suku bunga kepada pertumbuhan ekonomi dan pasar keuangan secara global.
Logo bank BTPN Foto: Logo bank BTPN
“Kalau kita melihat dari perkembangannya, diperkirakan inflasi yang sebagian besar yang didorong oleh kelangkaan pasokan pangan dan energi, akan mencapai di tahun 2022 ini sebesar 9,2 persen (inflasi) secara global dan itu akan menurun di tahun 2023 ke angka 5,2 persen,” kata dia.
ADVERTISEMENT
BI juga memperkirakan inflasi global akan tembus 9,2 persen sepanjang tahun ini. Kendati demikian, menjelang awal tahun 2023 diproyeksikan akan turun ke kisaran 5,2 persen.
Dody melihat sebagian inflasi negara maju yang tinggi sudah mulai mengalami penurunan, sedangkan untuk suku bunga globalnya masih diprediksi akan tetap berlanjut dan tinggi. Adapun suku bunga global yang diprediksi masih berlanjut tinggi, karena kebijakan ini ditempuh berbagai bank sentral di seluruh dunia guna memastikan inflasi kembali turun ke dalam tren jangka panjangnya.
“Dalam bacaan kami, The Fed (Bank Sentral AS) sendiri rate-nya masih di sekitaran 4,75 persen hingga 5 persen pada kuartal I-2023 sebelum nanti bergerak landai. Kita tahu inflasi di berbagai negara sudah mulai pada tahapan menurun,” pungkas Dody.
ADVERTISEMENT