BI Prediksi Inflasi November 2019 Sekitar 0,18 Persen

22 November 2019 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo Usai Shalat Jumat di Masjid BI, Jakarta, Jumat (22/11). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo Usai Shalat Jumat di Masjid BI, Jakarta, Jumat (22/11). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Laju inflasi selama bulan November 2019 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Meski demikian beberapa komoditas terpantau menyumbang deflasi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan ketiga bulan ini, Bank Indonesia (BI) memprediksi laju inflasi selama November sebesar 0,18 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 3,04 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan laju inflasi selama Oktober 2019 yang sebesar 0,02 persen (yoy) dan 3,13 persen (yoy).
"Deflasi yaitu cabe merah 0,07 persen, cabe rawit 0,02 persen. Ini menunjukkan kalau inflasi sampai dengan November (2019) masih rendah dan terkendali," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, saat ditemui usai salat Jumat di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (22/11).
Pantauan Harga Bahan Pokok. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Ia menyebut, dua komoditas seperti cabai merah dan cabai rawit yang menyumbang deflasi. Sementara itu komoditas yang masih menyumbang inflasi antara lain seperti bawang merah, daging ayam ras dan beberapa komoditas lain.
ADVERTISEMENT
"Penyumbang inflasi bawang merah 0,08 persen daging ayam ras 0,05 persen dan beberapa komoditas lain," sebutnya.
Selain itu, Perry menjelaskan akan terjadi tren kenaikan harga komoditas menjelang akhir tahun. Untuk itu BI memproyeksikan inflasi tahunan di akhir Desember 2019 sekitar 3,1 persen.
"Biasanya Desember sesuai pola musiman karena akhir tahun hari besar keagamaan agak naik. Sekali lagi kali ada kenaikan inflasi November itu Desember sesuai pola musiman. BI masih meyakini tetap rendah terkendali," sambungnya.