BI Proyeksi Transaksi Berjalan Bisa Kembali Surplus 0,3 Persen di 2022

21 Juli 2022 19:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menghitung uang dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) meramal transaksi berjalan bisa kembali surplus di tahun ini. Hal ini sejalan dengan masih tingginya harga komoditas.
ADVERTISEMENT
"Ke depan, kinerja NPI (neraca pembayaran Indonesia) pada 2022 diprakirakan akan tetap terjaga, dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,3 persen sampai dengan defisit 0,5 persen dari PDB terutama ditopang oleh harga komoditas global yang tetap tinggi," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo saat konferensi pers, Kamis (21/7).
Dia melanjutkan, kinerja NPI tersebut juga didukung neraca transaksi modal dan finansial terutama dalam bentuk penanaman modal asing, sejalan dengan iklim investasi dalam negeri yang terjaga.
Perry mengatakan, transaksi berjalan di kuartal II 2022 diproyeksi mencatat surplus, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian surplus pada kuartal sebelumnya. Terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas, sejalan dengan masih tingginya harga komoditas global.
"Neraca transaksi modal dan finansial diperkirakan tetap terjaga didukung oleh aliran modal masuk dalam bentuk penanaman modal asing (PMA)," kata Perry.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, investasi portofolio pada kuartal II 2022 mencatat net inflow sebesar USD 200 juta. Namun demikian, memasuki kuartal III 2022 (hingga 19 Juli 2022), investasi portofolio mencatat net outflow sebesar USD 200 juta, sejalan dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang tinggi.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2022 tercatat sebesar USD 136,4 miliar, setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Kinerja NPI tersebut juga didukung neraca transaksi modal dan finansial terutama dalam bentuk PMA sejalan dengan iklim investasi dalam negeri yang terjaga," pungkas Perry.