BI Rate Turun Jadi 3,75 Persen, Suku Bunga Kredit Bank Diharapkan Mengikuti

19 November 2020 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen. Sepanjang tahun ini, bank sentral telah menurunkan suku bunga 125 basis poin atau 1,25 persen.
ADVERTISEMENT
Suku bunga 3,75 persen merupakan yang terendah sepanjang masa pemberlakukan BI-7DRR sejak 21 April 2016. Bahkan jika ditarik mundur lagi sejak BI Rate, bunga acuan bulan ini merupakan yang paling rendah.
Meski demikian, penurunan suku bunga acuan itu belum diikuti penurunan bunga di perbankan. Dari data BI, suku bunga deposito di perbankan pada Oktober 2020 tercatat 5,93 persen, sementara bunga kredit modal kerja mencapai 9,38 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, bunga kredit di perbankan dipengaruhi oleh biaya dana, administrasi, hingga premi risiko kredit. Sehingga menurutnya, dari faktor biaya dana ini sudah bisa mendukung penurunan bunga kredit di perbankan.
"Atau sejak Juli (tahun lalu) sudah turun 225 basis poin, ini juga sudah mendorong penurunan bunga pasar uang dan penurunan bunga dana. Faktor pertama ini mestinya bisa menurunkan bunga kredit," ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (19/11).
com-BRI, ilustrasi perjanjian KPR Foto: Shutterstock
Dia memahami, sejumlah bank meningkatkan pencadangan akibat persepsi risiko kredit yang meningkat, sejalan dengan perekonomian yang menurun. Namun menurutnya, BI sudah mengguyur likuiditas kepada perbankan atau quantitative easing yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
Hingga 17 November 2020, BI telah menambah likuiditas di perbankan sekitar Rp 680,89 triliun, terutama bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp 155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp 510,09 triliun.
"Melalui forum ini, dengan tidak segan-segannya mengharapkan perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit, sehingga mendorong pemulihan ekonomi," tuturnya.
Perry juga menyampaikan bahwa saat ini mulai terjadi perbaikan ekonomi. Kondisi korporasi, terutama ekspor, juga sudah membaik. Sehingga menurutnya, sudah saatnya bank mendorong penyaluran kredit.
"Sudah saatnya kita membangun optimisme, sudah saatnya kita membangun ekonomi, pemerintah, BI dan OJK begitu banyak sinergi kebijakan untuk menempuh langkah lanjutan. Kami dorong perbankan dan dunia usaha agar optimisme ekonomi berlanjut," tambahnya.