BI Sebut 5 Gejolak yang Berdampak ke Ekonomi RI, Ini Kata Ketua OJK

4 Desember 2023 11:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pandangannya dalam Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pandangannya dalam Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menanggapi adanya lima gejolak yang akan menghantam Indonesia di tahun 2024 hingga 2025. Sebelumnya, pernyataan tersebut disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
ADVERTISEMENT
Lima gejolak tersebut antara lain perlambatan ekonomi global, penurunan inflasi yang lambat, tren suku bunga higher for longer, dolar AS yang masih kuat, dan pelarian modal dalam jumlah besar (cash is the king).
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar menegaskan, pihaknya secara masif terus memantau risiko-risiko tersebut. Lima gejolak tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi global dan menyeret pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Dalam assesment kami, memang lima gejolak tadi merupakan faktor yang terus kami pantau risiko ke bawahnya dan downside risk karena kami juga merasa bahwa hal-hal tadi merupakan perkembangan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan pada gilirannya risiko kepada pertumbuhan nasional,” ujar Mahendra dalam konferensi pers hasil rapat Dewan Komisioner bulanan November 2023, Kamis (4/12).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan assessment, OJK berpandangan bahwa kondisi sektor jasa keuangan terlihat terjaga stabil yang didukung dengan permodalan yang solid dan tingkat modalitas yang baik dalam menghadapi berbagai risiko ketidakpastian di masa mendatang.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pandangannya dalam Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
“Sehingga kami optimis sektor jasa keuangan mampu menyerap risiko terkait guncangan di tingkat global,” tutur Mahendra.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri itu mencontohkan, rasio kecukupan modal (capital equity ratio) atau CAR di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang sebagian besar tidak mencapai 20 persen. OJK mencatat CAR perbankan mencapai 27,48 persen per Oktober 2023.
Untuk menjalankan strategi mitigasi risiko, OJK mengambil langkah kebijakan yang mengutamakan stabilitas sektor jasa keuangan agar sektor tersebut dapat memberikan kontribusi optimal dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
ADVERTISEMENT
Langkah tersebut antara lain, OJK dan lembaga-lembaga jasa keuangan secara berkala melakukan stress test untuk mengetahui tingkat ketahanan permodalan dan tingkat ketahanan likuiditas.
“OJK lakukan upaya penguatan tata kelola dan manajemen risiko yang terus diperkuat dan penataan sektor jasa keuangan melalui penyempurnaan berbagai ketentuan terkait, serta penerbitan roadmap untuk masing-masing industri yang telah diluncurkan pada tahun ini,” imbuh Mahendra.
Dalam memitigasi risiko, pengembangan masing-masing industri jasa keuangan dilakukan secara konsisten sesuai peta jalan yang ada, sehingga kontribusi sektor jasa keuangan tidak hanya menjaga stabilitas dari risiko global, namun justru memberikan kontribusi lebih optimal pada pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024.