BI-Singapura Perpanjang Kerja Sama Local Currency Swap dan Repo Line

4 November 2022 16:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang dolar Singapura Foto: AFP/Roslan Rahman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang dolar Singapura Foto: AFP/Roslan Rahman
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) dan Monetary Authority of Singapore (MAS) telah menyepakati perpanjangan perjanjian kerja sama keuangan bilateral pada hari ini, Jumat (4/11). Adapun perjanjian tersebut akan berlaku hingga 3 November 2023.
ADVERTISEMENT
Direktur Departemen Komunikasi BI, Nita A Muelgini, mengatakan kerja sama ini telah berlangsung sejak November 2018. Hal ini sebagai tindak lanjut kesepakatan antara Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, untuk memperkuat kerja sama menjaga stabilitas moneter dan keuangan di kawasan, termasuk di kedua negara.
Kerja sama ini terdiri atas dua perjanjian. Pertama, Local Currency Bilateral Swap Agreement (LCBSA) yang memungkinkan dilakukannya pertukaran mata uang lokal antara kedua bank sentral hingga senilai 9,5 miliar dolar Singapura atau Rp 100 triliun.
"Kedua, Bilateral Repo Line (BRL), yang memungkinkan dilakukannya transaksi repo antara kedua bank sentral untuk mendapatkan likuiditas dalam dolar AS hingga senilai 3 miliar dolar AS dengan menjaminkan obligasi pemerintah yang diterbitkan oleh negara-negara G3 (Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman) yang dimiliki oleh kedua bank sentral," ujar Nita dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, kerja sama antara Indonesia dan Singapura ini telah diperpanjang setiap tahun, terakhir pada November 2021. Kesepakatan perpanjangan yang keempat ini semakin menunjukkan komitmen BI dan MAS untuk tetap saling mendukung dalam rangka membangun kepercayaan terhadap kondisi perekonomian di masing-masing negara.
"Semangat kerja sama kedua negara tersebut juga sejalan dengan spirit tema Presidensi Indonesia pada G20 2022 dan diyakini akan menjadi modal penting bagi Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023," ujarnya.