BI Turunkan Suku Bunga Acuan, IHSG Diprediksi Menguat

21 Februari 2020 8:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat hari ini. Menurut Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan, laju IHSG akan bergerak di level support 5.912 dan level tertinggi 5.976 sepanjang perdagangan hari ini. Kemarin, Kamis (20/2) IHSG ditutup menguat di level 5.942,49.
ADVERTISEMENT
Menurut Dennies, kemarin IHSG ditutup menguat karena meredanya kecemasan terhadap virus corona. Di sisi lain, Bank Indonesia menurunkan suku bunga ke level 4,75 persen namun terlihat belum berdampak ke pasar sehingga pergerakan masih cukup terbatas.
“IHSG diprediksi menguat. Secara teknikal candlestick membentuk long white body dan stochastic melebar setelah membentuk goldencross mengindikasikan adanya potensi penguatan dalam jangka pendek,” tulis Dennies dalam risetnya, Jumat (21/2).
Namun menurut Dennies penguatan ini diperkirakan hanya akan bersifat sementara.
Pekerja melintas layar monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sementara itu, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan peluang kenaikan masih akan terlihat dalam pergerakan IHSG hari ini. Dalam jangka panjang pola uptrend masih terlihat pada pergerakan IHSG.
Hal ini menurutnya ditunjang beberapa faktor seperti masih tercatatnya inflow secara year to date, masih stabilnya perekonomian, serta kuatnya fundamental perekonomian hingga saat ini. “Hari ini potensi penguatan masih akan terlihat pada pergerakan IHSG,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa menu saham unggulan yang direkomendasikan William: PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT HM Sampoerna (HMSP), PT Telekomunikasi Indonesia Persero (TLKM), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).