BI Ungkap Hasil Stress Test Perbankan di Tengah Konflik Timteng: RI Tetap Kuat

24 April 2024 19:17 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan sambutan saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan sambutan saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/8). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan hasil stress test BI perbankan terbaru di tengah kondisi geopolitik Israel-Iran. Hasilnya menunjukkan kondisi perbankan dan korporasi masih kuat di tengah berbagai tekanan.
ADVERTISEMENT
"Hasil stress test Bank Indonesia menunjukkan ketahanan perbankan dan korporasi tetap kuat dalam menghadapi berbagai tekanan. Sehingga dapat memitigasi dampak ketidakpastian pasar keuangan global terhadap stabilitas sistem keuangan," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rabu (24/4).
Perry menjelaskan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus memperkuat sinergi. Gina memitigasi risiko yang terjadi saat ini.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko tersebut yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan," ungkapnya.
Ilustrasi uang rupiah. Foto: Aditia Noviansyah
Di sisi lain, Perry mengatakan ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik dan mendukung pertumbuhan kredit 2024. Hal itu tercermin dari likuiditas yang memadai, risiko kredit yang menurun, dan permodalan yang kuat.
Perry mencatat likuiditas perbankan memadai. Tercermin dari rasio AL/DPK pada Maret 2024 yang terjaga tinggi.
ADVERTISEMENT
Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,73 persen pada Februari 2024. Sementara rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) tercatat rendah sebesar 2,35 persen bruto dan 0,82 persen neto.