Bitcoin Tembus Rp 880 Juta, Ini Faktor Penyebabnya

23 Maret 2021 16:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga bitcoin mencetak rekor tertinggi mencapai USD 61.781 atau sekitar Rp 883 juta atau (kurs Rp 14.300 per dolar AS) pada Sabtu (13/3) lalu. Tak hanya Bitcoin, Ethereum juga mengalami kenaikan harga.
ADVERTISEMENT
CEO Indodax, Oscar Darmawan, mengatakan ada beberapa faktor yang mendorong harga kedua mata uang digital tersebut bisa melesat kembali mencapai level tertinggi.
"Salah satunya karena perekonomian Amerika Serikat. Pemerintah Amerika Serikat melakukan pencetakan uang tambahan sebagai stimulus perekonomian untuk menghadapi pandemi," ujar Oscar dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa (23/3).
Menurut Oscar, kebijakan pemerintah AS tersebut kemudian berdampak kepada penurunan mata uang dan beberapa instrumen investasi. Bahkan kebijakan tersebut juga berdampak terhadap perekonomian seluruh dunia.
"Sehingga orang-orang memilih Bitcoin untuk mengamankan aset mereka," ujar Oscar.
Menurut dia, investor tetap ingin mengamankan asetnya melalui investasi yang dianggap aman, salah satunya Bitcoin. Menurut Oscar, Bitcoin tidak terpengaruh langsung dengan kebijakan pemerintah karena mata uang digital tersebut mengadopsi teknologi blockchain yang bersifat tidak terpusat jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi permintaan Bitcoin adalah karena salah satu Grup Hotel terbesar di dunia, yaitu Luxury US Hotel Group, menerima pembayaran dengan kripto seperti Bitcoin, Ethereum, DOGE dan lainnya.
"Dalam hal ini, bukan hanya Bitcoin, tetapi juga mempengaruhi kenaikan harga Ethereum. Karena permintaan Ethereum juga meningkat," ujar Oscar.
Ilustrasi Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Oscar memprediksi Bitcoin masih akan mungkin mengalami kenaikan harga dalam waktu dekat. Bahkan JP Morgan memprediksi harga Bitcoin bisa tembus ke level Rp 2,4 miliar.
"Ini kemungkinan besar terjadi karena masih ada sederet perusahaan-perusahaan lain yang ingin membeli Bitcoin. Mereka ingin mencatatkan kenaikan aset seperti apa yang dilakukan oleh Tesla, Microstrategy dan beberapa perusahaan-perusahaan lainnya yang sudah membeli Bitcoin," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Khusus di Ethereum, permintaan dan batasan supply juga akan terjadi dalam waktu dekat ini. Seperti diketahui selama kekurangan Ethereum dibandingkan Bitcoin adalah supply atau pasokan yang tidak terbatas. Namun Ethereum terus berbenah.
Pengembang menyatakan akan membakar atau burn Ethereum saat melakukan upgrade EIP-1559. Hal tersebut ajab menyebabkan supply berkurang, sehingga harganya bisa naik. Oscar mengatakan, developer Ethereum telah mengkonfirmasi bahwa hal itu akan terealisasi pada Juli atau Agustus 2021 mendatang
"Sehingga Bitcoin dan Ethereum kemungkinan besar masih akan mengalami peningkatan harga karena faktor-faktor tersebut. Meski di awal tahun 2021 ini saja, keduanya sudah mencatatkan kenaikan lebih dari 130," ujarnya.
Meski demikian, kata Oscar, masyarakat yang tertarik berinvestasi Bitcoin dan Ethereum tak perlu khawatir sebab 1 BTC atau 1 Ether bisa diperjualbelikan dalam bentuk pecahan desimal 0.000000000001. "Sehingga bisa dibeli dengan Rp 10 ribu saja," kata Oscar.
ADVERTISEMENT