BKPM: Jika 2 Bulan Virus Corona Tak Teratasi, Investasi China Turun

29 Januari 2020 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto: Moh. Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Foto: Moh. Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wabah virus corona bisa berpengaruh terhadap investasi di Indonesia. Terutama yang berhubungan dengan investasi asing dari China.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkap hal itu. Ia mengatakan, apabila dalam kurun waktu 2 bulan ini wabah virus corona belum teratasi, maka investasi China akan terganggu.
Padahal sepanjang 2019, China menempati posisi nomor dua terbesar investasi asing ke Indonesia, yaitu sebesar USD 4,7 miliar (16,8 persen) dengan total 2.130 proyek.
"Kalau sampai dengan 2 bulan enggak selesai (wabah virus corona), saya bisa memastikan bahwa pertumbuhannya (investasi) akan menurun realiasasi investasi kita dari China, karena pasti mereka enggak akan produktif," ujar Bahlil di Gedung Nusantara BKPM, Jakarta, Rabu (29/1).
Staf medis memindahkan seorang pasien di Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
Sebaliknya, Bahlil menyebut, apabila virus corona bisa tuntas dalam beberapa pekan ke depan, maka investasi akan kembali lancar. Meski, investasi yang baru masuk diprediksi masih akan terhambat.
ADVERTISEMENT
"Kalau dua minggu ini bisa mereka clear-kan, saya pikir tidak ada masalah karena investasi mereka itu sudah jalan, kecuali investasi baru yang bisa di-pending. Tapi kalau sudah konstruksi itu enggak akan mungkin berhenti, pasti dia akan jalan terus. Itu psikologi pengusahanya," terang Bahlil.
Dalam jangka panjang, pihaknya mengaku masih terus akan melihat perkembangan yang ada. Ia pun berharap, pemerintah China bisa segera menyelesaikan persoalan virus corona ini agar semuanya bisa berjalan lancar.
"Dalam jangka panjang kita belum bisa lakukan prediksi, tapi dalam jangka pendek kita harus mengakui bahwa ada tren menurun akibat karena virus corona, karena aktivitas orang China sekarang lagi berpikir tentang bagaimana menyelesaikan kasus virus ini. Kita tunggu lah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, virus corona yang telah menyebar ke sejumlah negara dinilai dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Tak hanya itu, virus mematikan asal China ini juga menggulung optimisme masyarakat terhadap perekonomian.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, seluruh lembaga internasional sebelumnya memprediksi tahun ini penuh dengan optimisme. Perjanjian perdagangan fase I antara AS dan China juga diprediksi menjadi faktor pendorong membaiknya ekonomi global.
Namun hanya dalam seminggu, proyeksi tersebut berbalik arah karena faktor lainnya, mulai dari terbunuhnya jenderal Iran hingga dahsyatnya wabah virus corona. Ketidakpastian pun semakin bertambah.
"Tahun 2020 ada optimisme, namun dengan waktu hanya kurang dari seminggu optimisme itu kemudian berbalik. Tadinya semua outlook menggambarkan dunia mengalami recovery 2020," ujar Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT