BNI Akan Terbitkan Surat Utang Global Rp 6,8 Triliun

22 Januari 2020 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers Analyst Meeting 2019 BNI di Jakarta, Rabu (22/1/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers Analyst Meeting 2019 BNI di Jakarta, Rabu (22/1/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) merencanakan sejumlah aksi korporasi sepanjang 2020. Mulai dari penerbitan surat utang global, penawaran umum berkelanjutan sampai membeli bank kecil.
ADVERTISEMENT
Direktur BNI, Bob Tyasika Ananta mengungkapkan, penerbitan global bond sebesar USD 500 juta atau setara Rp 6,81 triliun (USD 1 = Rp 13.628) telah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) pada 2020.
"Memang sudah ada di RBB dan akan dilakukan tahun ini," ungkap Bob di Wisma BNI 46, Jakarta, Rabu (22/1).
Menurut Bob, hasil penerbitan surat utang tersebut akan digunakan untuk refinancing serta penyaluran kredit. Rencananya, surat utang ini bakal diterbitkan pada semester I 2020.
Tak hanya global bond, BNI juga berencana menerbitkan obligasi melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai Rp 5 triliun tahun ini. Meski demikian Bob tidak merinci kapan perseroan bakal melakukan aksi korporasi tersebut.
Direktur BNI Ario Bimo (kanan) saat konferensi pers Analyst Meeting 2019 BNI di Jakarta, Rabu (22/1/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengungkapkan perseroan juga berencana untuk mencaplok bank kecil. Dia mengaku sudah mengantongi nama-nama bank yang akan diakuisisi. Namun karena kondisi likuiditas ketat, perseroan masih menunda rencana tersebut.
ADVERTISEMENT
"Setelah perhitungan, masih belum memenuhi syarat. Kemarin yang dilihat ada 3 tapi belum cocok," ujarnya.
BNI bakal membidik bank kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan BUKU II. Nantinya bank yang dicaplok akan difokuskan untuk bank digital dan melayani kredit konsumer. Sebab selama ini BNI lebih fokus pada kredit korporasi.
"Kalau untuk yang kecil itukan konsumer, jadi kita arahnya ke (bank) digital. Mungkin bantu di utilisasi. Kalau corporate kan kita sudah, emang kita di bidang pakarnya di corporate,” ujarnya.
Sepanjang 2019, BNI berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 15,38 triliun. Angka ini naik 2,5 persen dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 15,02 triliun. Kinerja BNI tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih (NII) sebesar Rp 36,6 triliun pada akhir 2019 atau tumbuh 3,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu juga ditopang oleh pendapatan non-bunga (FBI) yang tercatat sebesar Rp 11,36 triliun atau tumbuh 18,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT