BNI Raup Laba Bersih Rp 15,38 Triliun di 2019, Naik 2,5 Persen

22 Januari 2020 16:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menghitung uang pecahan Rp100 ribu di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (19/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Seorang teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menghitung uang pecahan Rp100 ribu di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Kamis (19/12/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) membukukan kinerja positif sepanjang 2019. BNI berhasil mencatat laba bersih sebesar Rp 15,38 triliun. Namun besaran ini hanya meningkat 2,5 persen dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 15,02 triliun.
ADVERTISEMENT
Kinerja BBNI tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih (NII) sebesar Rp 36,6 triliun pada akhir 2019, atau tumbuh 3,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu juga ditopang oleh pendapatan non-bunga (FBI) yang tercatat sebesar Rp 11,36 triliun, atau tumbuh 18,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
“Akumulasi NII dengan FBI tersebut membawa BNI sukses meraup laba operasional sebelum pencadangan (PPOP) pada akhir 2019 sebesar Rp 28,32 triliun atau tumbuh 5,0 persen dan membukukan laba bersih sebesar Rp 15,38 triliun atau meningkat 2,5 persen dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 15,02 triliun,” ungkap Direktur Keuangan BBNI Ario Bimo di Wisma BNI 46, Jakarta, Rabu (22/1).
Direktur Keuangan BNI Ario Bimo, pada Paparan Kinerja BNI Kuartal III - 2019, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Dari sisi kredit, bank pelat merah ini berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,6 persen, yaitu dari Rp 512,78 triliun naik menjadi Rp 556,77 triliun di akhir 2019. Menurut Ario, pertumbuhan kredit BNI tersebut masih di atas pertumbuhan kredit industri yang sebesar 6,5 persen hingga Oktober 2019.
ADVERTISEMENT
Selain itu pertumbuhan BNI juga didukung oleh Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpun sebesar Rp 614,31 triliun atau tumbuh 6,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. DPK tersebut ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 22,3 persen yoy. Dana murah yang terhimpun tersebut memperbaiki rasio CASA BNI menjadi 66,6 persen. Membaiknya CASA menyebabkan BNI menjaga cost of fund pada level 3,2 persen.