BNI Raup Laba Bersih Rp 5,33 Triliun Pada Kuartal I 2024

29 April 2024 17:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Bank BNI. Foto: Bank BNI
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Bank BNI. Foto: Bank BNI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 5,33 triliun pada kuartal pertama 2024. Nilai tersebut naik 2,03 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 5,22 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan, kenaikan laba bersih ini didorong oleh beban provisi yang turun 19 persen menjadi Rp 1,7 triliun secara tahunan atau year on year (YoY). Sementara itu, Pre-Provision Operating Profit (PPOP) turun 5,4 persen menjadi Rp 8,2 triliun.
"Pendapatan bunga bersih perusahaan yang turun 9,7 persen menjadi Rp 9,39 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 10,41 triliun. Menurunnya pendapatan bunga bersih ini terutama akibat membengkaknya beban beban bunga pada kuartal I 2024 ini sebesar 47,5 persen," ujarnya dalam konferensi pers paparan kinerja BNI kuartal I 2024, Senin (29/4).
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar di Kompleks Parlemen, Rabu (20/3/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Selama tiga bulan pertama 2024, bank plat merah ini berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 695,16 triliun, tumbuh 9,6 persen YoY. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK), tercatat sebesar Rp 780,23 triliun, naik 4,9 persen YoY. Nilai tersebut didorong oleh Rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang meningkat 6 persen YoY dan deposito naik 2,4 persen YoY. Hal ini membuat rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) naik ke level 89 persen.
ADVERTISEMENT
Total aset yang diperoleh BBNI mencapai Rp 1.066,71 triliun, naik 5,4 persen YoY per kuartal I 2024. Di sisi lain, Net Interest Margin (NIM) turun ke level 4,0 persen, sedangkan periode yang sama tahun sebelumnya di angka 4,7 persen.
Sedangkan beban bunga membengkak, terutama didorong oleh naiknya biaya dana atau cost of funds menjadi 2,8 persen, pada kuartal I 2023 sebesar 1,9 persen. "Dari sisi kualitas aset, rasio kredit macet atau Non–Performing Loan (Gross) tercatat turun menjadi 2 persen, dibanding kuartal I 2023 sebesar 2,8 persen," ujarnya.