BNI Raup Laba Rp 11,4 Triliun di Kuartal III 2018, Naik 12,6 Persen

18 Oktober 2018 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gedung BNI (Foto: Everyone Sinks Starco via Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gedung BNI (Foto: Everyone Sinks Starco via Flickr)
ADVERTISEMENT
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) membukukan laba bersih sebesar Rp 11,44 triliun di kuartal III 2018, naik 12,6 persen dibandingkan laba kuartal III 2017 sebesar Rp 10,16 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, perolehan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) BNI disertai perbaikan kualitas aset. Kinerja positif BNI tersebut tercapai di tengah pengetatan likuiditas yang bersumber dari ketidakpastian makro ekonomi global.
“Pada kuartal III tahun 2018, BNI mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 14,2 persen (YoY), di mana komposisi DPK didominasi oleh dana murah (CASA) yang mencapai 61,9 persen atau meningkat dibandingkan CASA pada periode yang sama tahun 2017, yaitu 60,4 persen,” kata Anggoro di Press Conference 3Q 2018, di Gedung BNI Pusat, Jakarta, Kamis (18/10).
Ia menambahkan, kesempatan BNI untuk menyalurkan kredit pun masih terbuka lebar. Hal itu ditandai dengan likuiditas yang sehat, terlihat dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 89,0 persen pada kuartal III 2018.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut menurutnya, menegaskan bahwa BNI tetap mampu menjaga likuiditas yang baik dengan ruang yang cukup untuk terus melanjutkan ekspansi kredit hingga akhir tahun 2018.
“Sumber pertumbuhan laba bersih BNI yang mencapai 12,6 persen (YoY) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan laba bersih industri perbankan nasional yang per Juli 2018 lalu tumbuh sebesar 8,4 persen (YoY),” imbuhnya.
Mobile ATM BNI (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Mobile ATM BNI (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Ia melanjutkan, pertumbuhan laba bersih BNI tersebut ditopang oleh NII yang meningkat dari Rp 23,51 triliun pada kuartal III 2017, menjadi Rp 26,01 triliun pada kuartal III 2018, atau tumbuh 10,6 persen (YoY) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NII di industri perbankan yang hanya mencapai 4,5 persen per Juli 2018.
“Pertumbuhan NII tersebut merupakan hasil dari penyaluran kredit BNI yang tetap terkelola dengan prudent dan optimal,” katanya.
ADVERTISEMENT
Anggoro mengatakan, penopang pertumbuhan laba bersih BNI lainnya adalah Pendapatan Non Bunga yang tumbuh 6,0 persen (YoY), yaitu dari Rp 7,18 triliun pada kuartal III 2017 menjadi Rp 7,61 triliun pada kuartal III 2018.
“Pendapatan Non Bunga pada kuartal III 2018 didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari segmen business banking, antara lain fee dari trade finance yang tumbuh 16,3 persen (YoY) dan fee dari bank garansi yang tumbuh 28,4 persen (YoY),” ucap Anggoro.
Sementara, penyokong utama Pendapatan Non Bunga juga berasal dari pertumbuhan bisnis Consumer & Retail, antara lain fee pengelolaan rekening yang tumbuh 8,9 persen (YoY), dan fee dari bisnis kartu yang tumbuh 6,9 persen (YoY).
“Dengan adanya peningkatan Net Interest Income dan Non Interest Income, kualitas aset yang terjaga, serta upaya efisiensi yang konsisten telah dilakukan, maka BNI mampu meningkatkan profitabilitas yang tercermin dari Return on Equity (ROE) yang tumbuh mengesankan dari 15,9 persen menjadi 16,8 persen,” tandasnya.
ADVERTISEMENT