news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Boeing Proyeksi Asia Tenggara Butuh 4.400 Pesawat Baru dalam 20 Tahun

25 Februari 2021 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan pesawat Boeing 737 MAX yang dilarang terbang terlihat diparkir di Bandara Internasional Grant County di Moses Lake, Washington, AS, Selasa (17/11). Foto: Lindsey Wasson/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan pesawat Boeing 737 MAX yang dilarang terbang terlihat diparkir di Bandara Internasional Grant County di Moses Lake, Washington, AS, Selasa (17/11). Foto: Lindsey Wasson/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perusahaan pabrikan pesawat terbang Boeing memperkirakan industri penerbangan di Asia Tenggara masih tetap bergairah hingga 20 tahun ke depan. Selama rentang waktu tersebut, perusahaan menyebut kawasan ini butuh 4.400 pesawat baru dengan nilai mencapai USD 700 miliar.
ADVERTISEMENT
Wakil Direktur Pemasaran Komersial Boeing Darren Hulst mengatakan, proyeksi ini sejalan dengan pemulihan ekonomi yang akan bangkit usai pandemi COVID-19. Menurutnya, penggerak pertumbuhan fundamental Asia Tenggara tetap kuat.
"Pasar intra Asia Tenggara akan menjadi yang terbesar kelima di dunia pada 2039, dan jaringan penerbangan domestik dan regional yang luas di kawasan ini dapat menopang pemulihannya pasca pandemi," kata Darren dalam konferensi pers Commercial Market Outlook Boeing secara virtual, Kamis (25/2).
Menurut dia, dengan meningkatnya jumlah penduduk berpendapatan menengah dan pertumbuhan pengeluaran belanja pribadi, perekonomian di Asia Tenggara telah tumbuh hingga 70 persen pada dekade. Ini mendorong adanya peningkatan tren perjalanan di sekitar kawasan.
Boeing 737 Max 8 Foto: Dok. Boeing
Melalui maskapai penerbangan berbiaya rendah yang menawarkan layanan yang terjangkau dan kapasitas tambahan, Boeing memperkirakan pertumbuhan pergerakan penumpang di Asia Tenggara sebesar 5,7 persen setiap tahun hingga 2039. Dalam kurun waktu ini, Asia Tenggara akan menjadi pasar penerbangan kedua terbesar di kawasan Asia Pasifik setelah China.
ADVERTISEMENT
Boeing juga memproyeksikan armada pesawat terbang komersial kawasan ini akan tumbuh sebesar 5,3 persen setiap tahun pada 20 tahun mendatang. Selain itu, permintaan terhadap jasa jual pesawat komersial yang sudah usang mencapai senilai USD 790 miliar.
"Kondisi ini akan membantu menopang armada pesawat terbang dalam kurun waktu yang sama," lanjutnya.
Selain itu, negara-negara di kawasan ini, termasuk Indonesia, terus mendorong eksistensi sektor penerbangan dan pariwisata bagi pertumbuhan ekonomi. Sebab dua sektor ini menjadi andalan pendapatan negara.
Pesawat Lion Air Boeing 747-400. Foto: AFP/ADEK BERRY
Sementara pengiriman pesawat terbang pada jangka pendek terdampak akibat pandemi, menurut estimasi Boeing para operator penerbangan akan memerlukan lebih dari 3.500 pesawat terbang lorong-tunggal baru di kawasan hingga tahun 2039. Pesawat terbang lorong tunggal (single-aisle) seperti varian pesawat terbang 737, akan terus menjadi penggerak pertumbuhan kapasitas penerbangan di kawasan ini di mana secara global penerbangan berbiaya rendah memiliki penetrasi pasar yang tertinggi.
ADVERTISEMENT
Pesawat lorong ganda (twin-aisle) seperti pesawat 777 X dan 787 Dreamliner, menurut Darren, akan tetap menjadi pondasi industri penerbangan di Asia Tenggara. Pada 20 tahun ke depan, sekitar satu dari empat pesawat lorong ganda akan dikirimkan ke kawasan Asia Pasifik dan sekitarnya yang diperuntukkan bagi maskapai yang beroperasi di Asia Tenggara.
Secara umum, Boeing memperkirakan bahwa permintaan sebesar 760 pesawat berbadan lebar (widebodies) di kawasan ini akan terjadi hingga 2039, memungkinkan peremajaan yang lebih efisien dan pertumbuhan jaringan yang lebih luwes bagi para maskapai Asia Tenggara.
Sedangkan pasar penerbangan jarak jauh (long-haul) diperkirakan memakan waktu lebih lama. Armada pesawat lorong ganda Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh sebesar 55 persen atau sekitar 780 pesawat berbadan lebar hingga 20 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
"Di kawasan ini juga, diperkirakan akan memerlukan 183.000 pilot pesawat komersial, anggota awak kabin, dan teknisi penerbangan hingga 2039," tutur Darren.