Bos AirAsia Akan Luncurkan Super App Bulan Depan, Saingi Gojek dan Grab

18 September 2020 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 CEO AirAsia Tony Fernandes Foto: Intan Kemala Sari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
CEO AirAsia Tony Fernandes Foto: Intan Kemala Sari/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah mengorbitkan penyanyi muda asal Thailand, Jannine Weigel, di bawah label rekaman RedRecords, AirAsia Group bakal meluncurkan aplikasi super (super app). Peluncuran aplikasi ini bagian dari transisi bisnis AirAsia di tengah lesunya industri penerbangan karena wabah corona.
ADVERTISEMENT
CEO AirAsia Tony Fernandes mengatakan, super app yang tengah dirancangnya akan diluncurkan pada awal Oktober 2020. Tony menyebut aplikasi super ini akan berbeda dengan Gojek Indonesia, Grab, dan aplikasi lainnya.
"Kami telah meluncurkan RedRecords. Itu tidak akan mengubah pendapatan AirAsia besok, tetapi itu membuka banyak peluang saat kami membangun super app kami dan musiknya sangat integral dengan rencana kami untuk berbeda dari Grab atau Gojek atau siapa pun," kata dia dalam peluncuran single perdana Jannine di Malaysia secara virtual, Jumat (18/9).
RedRecords, label rekaman yang menaungi Jannine Weigel, merupakan lini bisnis yang dibangun AirAsia bersama Universal Music Group akhir tahun lalu. Dia mengatakan, daripada menangisi nasib industri penerbangan di masa pandemi, lebih baik melirik bisnis lain salah satunya label rekaman.
Penyanyi asal Thailand, Jannine Weigel yang digandeng AirAsia. Foto: Hazliansyah/kumparan
Selain dua lini bisnis itu, Tony juga telah meluncurkan Santan Restaurant. Menurut dia, bisnis konten akan berperan besar dalam proses transisi AirAsia menjadi perusahaan digital.
ADVERTISEMENT
"Pada 8 Oktober kami akan meluncurkan super app kami dan Anda akan melihat mengapa kami memiliki perusahaan rekaman dan mengapa kami memiliki divisi konten," ucapnya.
Meski begitu, Tony menyebut bisnis penerbangan mereka masih tetap beroperasi hingga hari ini dan mencoba bertahan di penerbangan domestik seperti di Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Dia tetap optimistis industri penerbangan akan mampu bangkit.
"Jadi saya tidak melihat masalah besar. Dan saat ini kami bertahan cukup baik di dalam negeri di sini, Thailand, Indonesia, dan Filipina. Jadi tidak apa-apa. Tapi daripada menangisi COVID-19, kami mencoba melakukan banyak hal," ujarnya.