Bos BCA Sebut 4 Sektor Ini Cuan Meski 2023 Resesi, Mana Saja?

20 Oktober 2022 18:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers kinerja triwulan III-2022 BCA, Kamis (20/10/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers kinerja triwulan III-2022 BCA, Kamis (20/10/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengungkapkan bahwa tahun 2023 penuh dengan tantangan dan tidak mudah untuk dilewati. Meski begitu, dia optimistis dapat melewati ancaman resesi global yang menghantam berbagai lini kehidupan.
ADVERTISEMENT
Perusahaan menargetkan pertumbuhan kredit bisa naik 12,6 persen secara tahunan (year on year) di 2023. "Mudah-mudahan dengan persentase yang kurang lebih sama kita bisa di tahun 2023, itu pun kita tahu tantangan pasti ada dan tidak mudah untuk memilah sektor," ujar Jahja dalam konferensi pers kinerja kuartal III 2022 BCA, Kamis (20/10).
Ia mengaku cukup sulit untuk memperkirakan sektor mana saja yang berpotensi tetap menguntungkan bagi perbankan. Kendati, Jahja mencoba memetakannya. Pertama, sektor konsumsi akan selalu dibutuhkan oleh 260 juta jiwa masyarakat Indonesia. Kedua, sektor fashion yang akan selalu dibutuhkan. Ketiga, sektor pariwisata.
Kondisi ATM BCA di Plaza Indonesia. Foto: Moh Fajri/kumparan
"Kalau saya dengan sekarang ini mungkin Jepang baru saja 11 Oktober mereka buka untuk wisatawan dari Indonesia ke sana. Otomatis ini bisa resiprokal dari Jepang juga bisa datang ke kita," kata dia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya Jepang, dia berharap Hongkong juga sudah dibuka dan China juga bisa ikut membuka gerbang antar negaranya. Pasalnya, kedua negara sudah bertemu setelah konflik sebelumnya, sehingga ada kemungkinan untuk menerima kembali turis asing di awal 2023.
"Bali, Lombok, Toraja, Danau Toba, dan lainnya back to normal sebelum COVID-19. Ini banyak sekali menolong," jelasnya.
Keempat, sektor swasta juga berpotensi mendapatkan net foreign exchange. Di mana mereka akan datang berbelanja kembali di Indonesia. Hal ini dinilai positif untuk membangun daerah-daerah wisata kembali.
"Sektor-sektor wisata kita harapkan bisa back to normal juga pada saatnya nanti, akan tetapi harapan-harapan ini dengan catatan tidak ada lagi varian baru COVID-19 atau ada hal-hal aneh lagi. Itu tentu tidak kita harapkan terjadi secara umum, kita melihat 2023 cukup optimis situasinya meskipun tetap harus hati-hati dan prihatin," pungkas Jahja.
ADVERTISEMENT