Bos BPJS Kesehatan Sidak ke Klinik, Cek Layanan untuk Peserta JKN-KIS

13 Januari 2020 10:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris (kiri) bersama Petugas Penanganan Pengaduan Peserta Rumah Sakit (P3RS) melayani pasien peserta BPJS Kesehatan. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris (kiri) bersama Petugas Penanganan Pengaduan Peserta Rumah Sakit (P3RS) melayani pasien peserta BPJS Kesehatan. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris pagi ini melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Klinik Hemodialisis Tidore, di Jalan Tidore Nomor 7, Cideng, Jakarta Pusat, Senin (13/1).
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan kali ini, Fachmi ingin melihat secara langsung kualitas layanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Salah satu peningkatan kualitas layanan yang diterapkan yaitu penggunaan finger print untuk mengetahui rekam jejak peserta JKN-KIS.
Kini pasien JKN-KIS yang rutin menjalani cuci darah, cukup mendaftar dengan menggunakan finger print tanpa perlu mengulang membuat surat rujukan.
"Bagaimana Pak layanannya? Ini dibayarin sama pemerintah ya?" tanya Fachmi kepada salah satu peserta JKN-KIS yang menderita gagal ginjal.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris (kiri) bersama Dirut RS Jantung Harapan Kita Iwan Dakota (kedua kanan) serta Petugas BPJS SATU!. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
"Iya Pak. Alhamdulillah dibayarin pemerintah," jawabnya.
"Tapi kalau udah mampu bayar sendiri ya?" tambah Fachmi.
"Iya Pak. Hehehe," kata salah satu peserta.
Fachmi hanya sekitar 15 menit memeriksa layanan yang diberikan kepada peserta JKN-KIS. Fachmi juga menjelaskan, dengan adanya layanan finger print maka peserta tak perlu lagi repot membawa berkas atau surat rujukan ke Puskesmas.
ADVERTISEMENT
"Jadi sekali dia pernah dilayani di sini. Akan langsung terekam," katanya.
Penerapan finger print ini telah dimulai sejak 1 Januari 2020. Fitur finger print juga memastikan kepesertaan.
"Jadi dengan finger print ini juga untuk memastikan bahwa dia benar-benar peserta," tuturnya.
Ilustrasi pelayanan rumah sakit dan BPJS. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sekitar pukul 9.45 WIB, Fachmi bersama staf dan direksi BPJS Kesehatan meninggalkan lokasi.
Sementara itu, Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan (JPKR) BPJS Kesehatan, Budi Mohamad Arief menekankan pada tahun ini BPJS Kesehatan akan fokus dalam peningkatan layanan kepada seluruh peserta.
"Tahun ini kita fokus di pelayanan. Kalau tahun lalu fokus efisiensi," jelasnya.