Rubrik Korporasi Profit Sido Muncul

Bos Jamu Sido Muncul Jawab Tantangan Konsumen Milenial

7 Februari 2020 15:44 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rubrik Korporasi Profit, Sido Muncul.
 Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rubrik Korporasi Profit, Sido Muncul. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Irwan Hidayat barangkali sudah kenyang menduduki kursi empuk di Sido Muncul. Sebagai cucu pendiri Sido Muncul, dia mulai bekerja di perusahaan ini sejak tahun 1969.
ADVERTISEMENT
Jabatan tertingginya saat dia menjadi Direktur Utama Sido Muncul hingga Mei 2016. Kini, posisi itu diisi oleh David Hidayat, saudaranya. Irwan sejak saat itu hingga sekarang menjadi direktur di sana, tapi dia tak pernah keluar dari perusahaan tersebut.
Asam garam yang dicecap Irwan di Sido Muncul dari masa ke masa memaksa dirinya untuk tanggap pada perubahan zaman demi memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap obat herbal. Munculnya generasi milenial yang mobilitasnya tinggi dan serba cepat, kata dia, membuat perusahaan harus menelurkan produk baru bagi mereka.
"Anak-anak milenial ini kan yang jadi problem itu lambungnya karena semua mau cepat. Dunia ini kan jadi nomor satu speed, saya sendiri juga patokannya speed, apa saja. Nah, anak-anak sekarang kan lihatnya sesuatu cepat. Kita persiapkanlah produk seperti itu dan saya tahu salah satu di samping tadi seperti lambung, supaya kulit bagus, problem kesehatan, itu jadi goal generasi sekarang ini," kata Irwan kepada kumparan dalam program The CEO kumparan di Kantor Sido Muncul, Cipete, Jakarta Selatan, Senin (20/1).
ADVERTISEMENT
Secara prinsip, diakui Irwan, jamu herbal yang dibutuhkan milenial saat ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan produk yang telah dibuat perusahaan. Mulai dari persoalan masuk angin yang dialami semua generasi, maka kunyit asam, jahe, dan bahan rempah lainnya jadi andalan.
Hanya saja, secara tampilan dan pemasaran, produk tersebut bisa dikenalkan lagi ke milenial supaya lebih familiar.
Jadi, kata Iwan, dirinya tak akan keluar dari bisnis inti perusahaan sebagai perusahaan jamu herbal. Jamu yang tak hanya mengobati tapi juga mencegah berbagai masalah kesehatan orang banyak. Karena itu, produk yang dibuat Irwan sebenarnya adalah jamu kesehatan yang artinya untuk orang sehat dan mau hidup dengan kualitas tubuh yang baik.
"Salah satu yang terbaik untuk kesehatan adalah yang alami. Milenial tahu semua. Tapi kalau saya kan memang Sido Muncul ini kan commit bisnis di obat herbal dan kami memang spesialis. Kami punya tim, experience selama lebih dari 70 tahun dan kami memang spesialis. Kami enggak keluar dari situ seperti buat produk makanan, ya kalau buat pun orientasinya ke herbal," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, Irwan masih memikirkan ide-ide lain untuk menggaet pasar milenial terhadap jamu lebih banyak lagi. Meski belum mau mengungkapkan apa saja gebrakan Sido Muncul dalam menyasar konsumen milenial lebih masif, Irwan mengatakan, kaum muda adalah pemegang masa depan, jadi kemajuan bisnisnya ada di tangan mereka juga.
"Ya saya lagi cari idenya, bagaimana ya, lagi mencari," jelasnya.
Profil Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Buat Iklan Lingkungan dan Investasi

Selain mendekatkan produk Sido Muncul pada milenial, Irwan mengatakan, dirinya juga bakal menggarap iklan bertema lingkungan dan investasi. Kedua isu tersebut saat ini kerap menjadi bahan yang dibahas masyarakat, terutama dalam media sosial yang banyak bertebaran informasi tak benar atau hoaks.
Untuk isu lingkungan, materi iklan yang ingin disampaikan adalah fenomena banjir yang sangat dekat dengan masyarakat kita. Kata dia, banyak orang yang meributkan banjir dan salah ambil solusi karena tak mengetahui penyebab banjir dari hulunya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, pembangunan di hulu yaitu daerah pegunungan seperti di Bogor secara masif membuat air hujan tidak terserap optimal. Alhasil, air kiriman dari Bogor itu datang berbondong-bondong ke wilayah Jakarta, Depok, dan Tangerang yang wilayah dan serapannya lebih rendah.
"Misalnya banjir. Ini banjir, terus bagaimana? Ya kamu mesti tahu dulu (asal usulnya) kalau mau enggak banjir," kata dia.
Iklan kedua soal investasi. Dia mengaku prihatin pada opini yang berkembang tentang khawatirnya investasi asing masuk Indonesia, terutama dari China. Menurutnya, masuknya uang dari luar negeri itu justru bagus karena akan membuka banyak lapangan pekerjaan.
Menurut dia, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5 persen, itu artinya ada 500 ribu pengangguran baru tiap tahunnya yang harus ditanggung negara. Nah, masuknya investasi asing seharusnya menjadi peluang agar ratusan ribu pengangguran itu mendapatkan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
"Yang penting adalah kesadaran masyarakat, terutama kalangan milenial. Mereka harus tahu, jangan terombang-ambing, wah ini (investasi) dikuasai China, nanti menguasai Indonesia juga. Itu enggak betul karena pemerintah itu (terbuka) dengan investor mana aja. Memang yang sekarang agresif itu China, Korea, Jepang, Singapura. Tapi akan ada juga Arab Saudi," jelasnya.
Meski begitu, Irwan juga mengkritik pemerintah terutama di daerah masih banyak aturan tumpang tindih ketika investor ingin mengeksekusi bisnisnya. Kendala terbesar yang kerap dialami adalah masalah perizinan. Kadang kala, kata dia, semua syarat sudah dipenuhi si investor, tapi izin lahan di lapangan dari pemilik lahan tak keluar.
Karena itu, Irwan mengaku sangat mendukung kemudahan berusaha yang tengah dibikin pemerintah dalam undang-undang sapu jagat alias omnibus law. Dua isu yang kelihatannya rumit itu bakal Irwan kemas dalam sebuah konten yang mudah diserap masyarakat, jadi pesan baiknya bisa tersampaikan.
ADVERTISEMENT
"(Iklannya) tetap ada (unsur) jamu. Misalnya kalau bekerja ya bisa minum kuku bima dulu. Jadi lucu-lucu. Pokoknya negeri ini bisa maju kalau ada partisipasi terutama milenial karena mereka adalah pemilik masa depan. Tapi kalau milenialnya enggak ngerti, ikut demo, ya yang investornya kan takut. Jadi kaum milenial harus tahu apa yang penting. Kalau pemerintah ini idenya bagus, ya support," kata dia.
Sido Muncul memang dikenal dengan iklannya merakyat. Salah satu konten yang melekat di masyarakat adalah saat perusahaan menggaet sosok Mbah Maridjan sang juru kunci Gunung Merapi pada 2010. Irwan ingin setiap iklan yang dibuat memiliki makna dan berdampak positif bagi masyarakat.
Jargon "Roso!" "Roso!" yang Mbah Maridjan ucapkan untuk mengiklankan minuman energi Kuku Bima Energi sangat melekat sekali pun dirinya sudah tiada. Jauh sebelum itu, yang tak bisa dipisahkan dari Sido Muncul tentu jargon "Orang Pintar Minum Tolak Angin".
ADVERTISEMENT
Irwan memang berhasil memasarkan produk Sido Muncul yang berasal dari masyarakat sederhana tetap di hati orang-orang Indonesia, meski kini sudah ekspor ke berbagai negara. Hanya satu, kata dia, "Saya ingin Indonesia maju lah. Kalau orang mencintai, duitnya banyak. Kalau kamu mencintai Indonesia, pasti idenya banyak. Ide ini saya akan tuangkan agar negeri ini sejahtera," ujarnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten