Bos OVO: UMKM Jadi Lahan Subur Perkembangan Fintech dan Ekonomi Digital

8 Juli 2020 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra.  Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Potensi UMKM di Indonesia dianggap cukup besar khususnya dalam meningkatkan perekonomian. Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan, potensi itu harus dikembangkan ke arah teknologi digital.
ADVERTISEMENT
“OVO dan banyak perusahaan lainnya justru melihat UKM itu sebagai opportunities yang saya kira sangat besar di Indonesia dan saya kira itu menjadi lahan yang sangat subur untuk perkembangan financial technology dan digital ekonomi ke depan,” kata Karaniya saat webinar yang diselenggarakan LPPI yang juga ditayangkan secara virtual, Rabu (8/7).
Karaniya merasa potensi yang besar itu juga dilirik oleh investor teknologi dari luar negeri. Sehingga ia mengaku tidak mau melewatkan peluang yang bisa dimanfaatkan dari sektor UMKM.
“Karena itu lah kami sebagai perusahaan financial technology justru menjadikan segmen ini sebagai target segmen kami yang utama,” ujar Karaniya.
Ilustrasi dompet digital OVO. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Karaniya menjelaskan untuk memberdayakan UMKM ke arah digital harus diperhatikan mulai dari fasilitas internet sampai smartphone. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya fintech atau teknologi digital mensyarakatkan mengunduh aplikasi yang diperlukan.
ADVERTISEMENT
“Nah harga smartphone semakin lama juga semakin affordable, harusnya didorong terus oleh pemerintah karena tak bisa internet saja tapi penetrasi smartphone juga menjadi sangat penting pada saat kita membahas digital ekonomi dan teknologi untuk membahas UMKM kita,” terang Karaniya.
Lebih lanjut, Karaniya mengungkapkan pertumbuhan fintech atau untuk uang elektronik di Indonesia juga meningkat pesat. Ia membeberkan sejak 2016 sampai 2019 ada pertumbuhan mencapai 600 persen. Sehingga UMKM juga harus bisa menyesuaikan dengan keadaan yang ada.
“Uang elektronik terjadi pertumbuhan yang luar biasa pesat. Kalau kita lihat data 2016 sampai 2019 hanya dalam waktu 4 tahun itu terjadi pertumbuhan instrumen uang elektronik hampir 600 persen,” ungkap Karaniya.
“Nah pertumbuhan hampir 600 persen hanya dalam waktu 4 tahun itu 78 persennya itu dikontribusikan bukan oleh lembaga perbankan tetapi oleh lembaga-lembaga non bank seperti OVO,” tambahnya.
ADVERTISEMENT