Bos PLN: Kami Sedang Berdebar-debar Nunggu Pemerintah Lunasi Utang Rp 38 Triliun

25 Agustus 2020 14:54 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT PLN (Persero), Zulkifli Zaini di Kementerisn BUMN, Jakarta, Senin (23/12).  Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT PLN (Persero), Zulkifli Zaini di Kementerisn BUMN, Jakarta, Senin (23/12). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT PLN (Persero) meminta pemerintah segera melunasi utangnya sebesar Rp 38 triliun. Utang tersebut merupakan sisa yang belum dibayar negara dari total utang Rp 45 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengatakan, dari utang Rp 45 triliun, sebanyak Rp 7 triliun telah dibayar pemerintah. Menurutnya, pemerintah telah berjanji bakal melunasi sisanya pada akhir bulan ini atau awal bulan depan.
"Yang sudah dibayar Rp 7 triliun. Masih kurang Rp 38 triliun. Kami sedang menunggu dengan berdebar-debar," kata Zulkifli menjawab pertanyaan Anggota DPR Komisi VII dari Fraksi Demokrat Sartono Hutomo dalam rapat dengar pendapat, Selasa (25/8).
Zulkifli berharap pemerintah melunasi utang tersebut. Katanya, berkat dukungan dari semua pihak, termasuk Kementerian Keuangan, perusahaan akan sekuat tenaga menjaga keberlangsungan kinerja keuangan paling tidak sampai akhir Desember 2020.
Ilustrasi gardu listrik PLN. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Baru sedikitnya utang yang dibayar pemerintah ke PLN direspons oleh Wakil Pimpinan Rapat Komisi VII Ramson Siagiaan dari Fraksi Gerindra. Kata dia, ketika dirinya menduduki kursi di Komisi XI beberapa bulan lalu, Kementerian Keuangan berjanji bakal melunasinya utang tersebut. Tapi, hingga kini belum lunas semua.
ADVERTISEMENT
"Belum pak, tapi sedang diproses. Kami sudah dapat janji sampai sebelum akhir Agustus ini dibayar. Mudah-mudahan demikian," kata Zulkifli menjawab pertanyaan Ramson.
Tak hanya menunggu pemerintah melunasi utangnya, keuangan PLN juga terganggu karena perusahaan memiliki utang jangka panjang lebih dari Rp 500 triliun dan utang jangka pendek lebih dari Rp 150 triliun. Ditambah, laba PLN pada semester I 2020 anjlok 97 persen menjadi hanya Rp 273 miliar. PLN pun mengejar target pendapatan Rp 391,6 triliun tahun depan agar bisa keluar dari kondisi keuangan yang tidak sehat.