
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS ) Eddy Abdurrachman memprediksi produksi minyak sawit mencapai 54,29 juta ton pada 2025.
Menurut Eddy, tingginya persediaan minyak sawit ini akan mendorong lebih banyak pasokan untuk industri makanan, oleokimia serta biofuel pada masing-masing pasar domestik dan ekspor.
"Rata-rata nilai ekspor minyak sawit tembus USD 21,4 juta per tahun. Estimasi pendapatan pajak bertambah Rp 14-20 triliun setiap tahun," kata Eddy dalam Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) di Hotel The Westin Nusa Dua Bali, Kamis (3/11).
Sedang memuat...
0 01 April 2020
S
Sedang memuat...
Eddy mengungkapkan, minyak sawit menjadi bahan baku biodiesel paling besar, sehingga penggunaan minyak sawit akan meningkat ke depannya. Minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel akan membantu Indonesia mencapai target ketahanan energi dan bauran energi (energy mix) sebesar 23 persen pada tahun 2025.
"Target pengurangan emisi tidak akan tercapai tanpa kontribusi langsung dari sektor industri sawit. Sebagai negara produsen biofuel terbesar ketiga di dunia, Indonesia berada dalam posisi sebagai pemasok biofuel terbesar dalam meningkatkan sumber energi baru terbarukan," ujarnya.
Dalam paparannya, Indonesia menduduki posisi ketiga produsen biodiesel setelah Brazil dan Amerika Serikat. Pasar domestik meningkat sejalan dengan melambungnya produksi dan implementasi program B30.
"Dengan produktivitas yang tinggi, harga kelapa sawit berhasil terjaga dibanding minyak nabati lainnya. Biodiesel Indonesia digunakan hampir di setiap daerah di negara," katanya.