BPH Migas ke Pertamina: Tidak Boleh Ada Kelangkaan Solar

18 November 2019 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
com-SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Antrean solar bersubsidi yang mengular di daerah-daerah mendapat perhatian khusus dari Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa berpesan kepada PT Pertamina (Persero) agar terus menjaga penyaluran solar subsidi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
ADVERTISEMENT
"BPH Migas migas minta Pertamina tetap menyalurkan BBM solar di semua SPBU, tidak boleh terjadi kelangkaan. Disiapkan juga pilihan BBM solar non subsidi," kata Ifan kepada kumparan, Senin (18/11).
Pria yang akrab disapa Ifan ini juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa solar bersubsidi hanya diperuntukkan bagi industri rumah tangga, usaha mikro, usaha pertanian, usaha perikanan, transportasi dan pelayanan umum, termasuk juga kendaraan pribadi.
Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menurut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014, Jenis BBM Tertentu (JBT) alias solar bersubsidi dilarang digunakan oleh sarana transportasi air milik pemerintah, kendaraan berplat merah, dan mobil TNI/Polri, mobil barang untuk pengangkutan hasil kegiatan perkebunan dan pertambangan dengan jumlah roda lebih dari 6 (enam) buah dan mobil pengangkut semen (molen).
ADVERTISEMENT
"Untuk masyarakat mampu dan konsumen pengguna yang tidak dibolehkan sesuai Perpres 191/2014 menggunakan JBT diminta pakai BBM solar non subsidi," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pertamina mengaku terus berupaya mengatasi antrean pembelian solar bersubsidi di berbagai daerah. Penyaluran solar subsidi bahkan telah ditambah hingga 20 persen, agar kebutuhan masyarakat terjamin.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak ada kelangkaan. Menurut datanya, Pertamina justru meningkatkan penyaluran solar subsidi yang sepanjang Januari-Oktober 2019 rata-rata sebesar 40.000 Kilo Liter (KL) per hari menjadi 46.000 KL per hari.
"Pertamina berkomitmen terus menyalurkan solar bersubsidi untuk masyarakat. Suplai kami mencukupi, tidak ada kelangkaan. Di bulan November ini, penyaluran solar lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Jadi masyarakat jangan panik," kata Fajriyah saat dihubungi kumparan.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya penambahan penyaluran solar bersubsidi ini, Fajriyah berharap antrean yang mengular di beberapa daerah sudah tidak ada lagi. "Harusnya sudah enggak banyak yang antre. Saya yakin hari ini atau besok sudah enggak ada antrean lagi," tutupnya.