BPKH Jawab Kritik Kemenag Soal Investasi Dana Haji: Kami Pilih yang Aman

19 Juli 2021 17:40 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah haji melakukan tawaf qudum (kedatangan) mengelilingi Ka'bah, di Masjidil Haram di kota suci Saudi Mekah, Sabtu (17/7). Foto: Fayez Nureldine/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah haji melakukan tawaf qudum (kedatangan) mengelilingi Ka'bah, di Masjidil Haram di kota suci Saudi Mekah, Sabtu (17/7). Foto: Fayez Nureldine/AFP
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama (Kemenag) mengkritik pengelolaan dana haji di Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang belum maksimal, termasuk dari segi investasi. Kemenag menilai investasi sekarang jadi lebih kecil salah satunya terpotong biaya operasional BPKH.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Kepala BPKH, Anggito Abimanyu, mengakui pihaknya saat ini memang memilih investasi yang aman. Ia mengatakan keamanan dan kehati-hatian dalam berinvestasi juga sering disampaikan Kemenag.
"Memang ada keinginan mengejar return tapi tentu kalau return-nya lebih tinggi tentu risikonya lebih besar. Tentu kami tidak ingin mengelola dan nanti meninggalkan masalah," kata Anggito saat webinar mengenai pengelolaan dana haji, Senin (19/7).
"Nah investasi kami sudah mendapatkan return yang cukup bagus dan aman, itu adalah modal utama. Nanti setelah ini barangkali bisa masuk ke investasi-investasi yang high return, itu adalah satu hal yang dipikirkan," tambahnya.
Anggito menegaskan pengelolaan dana haji tersebut juga tidak perlu diragukan lagi. Sebab, kata Anggito, dalam tiga tahun terakhir keuangan BPKH mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Anggito Abimanyu. Foto: www.kemenag.go.id
Anggito menjelaskan dana atau keuangan yang dikelola sampai 2021 mencapai lebih Rp 150 triliun. Menurut dia, manfaat yang dihasilkan dari dana tersebut juga sudah terlihat.
ADVERTISEMENT
"Sekarang dengan manfaatnya untuk tahun ini sudah mencapai Rp 8 triliun dan sebetulnya rasio sudah cukup kuat, strong. Dana kita sudah liquid mampu membiayai secara jumlah itu lebih dari 3 kali haji, itulah ukuran-ukuran yang kita pakai"” ujar Anggito.
Meski begitu, Anggito mengakui sampai saat ini pihaknya belum bisa investasi di Arab Saudi. Ia menuturkan hal tersebut tidak terlepas dari kondisi keuangan global yang terdampak pandemi COVID-19. Sehingga saat ini yang difokuskan tentu investasi dana haji aman.
"Ada pembatalan haji sampai 2 kali itu menyebabkan investasi di Arab Saudi belum bisa dilaksanakan. Jadi sekaligus kami menjelaskan bukannya kami nggak mau investasi di Arab Saudi tetapi memang situasinya belum memungkinkan," terang Anggito.
ADVERTISEMENT