news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BPS: Industri Kimia dan Farmasi Perlu Dapat Perhatian Pemerintah

6 Agustus 2018 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BPS konpers pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018, Senin (6/8). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
BPS konpers pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018, Senin (6/8). (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi RI kuartal II 2018 tumbuh 5,27 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Berdasarkan lapangan usaha, industri pengolahan merupakan penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar di kuartal II 2018, tumbuh 3,97 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, meski lebih lambat dari kuartal I 2018 yang tumbuh 4,56 persen (yoy), sektor industri pengolahan berhasil tumbuh dibanding kuartal II 2017 yang sebesar 3,50 persen (yoy). Menurutnya, pertumbuhan sektor industri pengolahan ini didukung oleh industri makanan dan minuman yang tumbuh 8,67 persen (yoy), meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 6,48 persen (yoy).
“Pertumbuhan industri pengolahan ini juga didukung oleh peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO),” ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (6/8).
Pertumbuhan Industri Farmasi (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Pertumbuhan Industri Farmasi (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Selain itu, industri tekstil dan pakaian jadi juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,39 persen (yoy), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 3,78 persen (yoy). Hal ini, menurut Suhariyanto, didukung oleh permintaan domestik saat Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Adapun pertumbuhan industri pengolahan kulit, barang dari kulit dan alas kaki tumbuh sebesar 11,38 persen (yoy), melesat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 4,55 persen (yoy). Menurut dia, hal ini didukung oleh peningkatan permintaan domestik dan luar negeri.
Industri alat angkutan juga mencatatkan pertumbuhan sebesar 3,10 persen (yoy) pada kuartal II 2018, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 0,61 persen (yoy). Hal ini didukung oleh peningkatan produksi sepeda motor.
“Meski begitu, masih ada catatan yang harus diperhatikan oleh pemerintah, yaitu industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang di kuartal II 2018 ini turun atau negatif 2,12%,” jelasnya.