BPS: Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD 2,62 Miliar di Kuartal I 2020

15 April 2020 11:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat berat mengangkut tangki di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Alat berat mengangkut tangki di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan selama Maret 2020 surplus USD 740 juta. Begitu juga jika dibandingkan secara kumulatif selama Januari-Maret 2020 sebesar USD 2,62 miliar.
ADVERTISEMENT
Neraca perdagangan selama kuartal I 2020 tersebut juga jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2019 yang mencatatkan defisit USD 62,8 juta.
"Ini menggembirakan, di tengah situasi yang tidak menentu. Tapi kita perlu mewaspadai komposisi impor kita Januari-Maret, impor bahan baku turun, impor barang modal turun, yang kemungkinan besar akan berpengaruh ke sektor industri perdagangan, dan investasi," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, dalam video conference, Rabu (15/4).

Ekspor

Secara rinci, nilai ekspor selama bulan lalu sebesar USD 14,09 miliar, naik 0,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm), namun naik 0,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Ekspor migas mencapai USD 670 juta, turun 40,91 persen (yoy). Namun ekspor nonmigas mencapai USD 13,42 miliar atau naik 3,38 persen (yoy).
Kontainer yang sedang di bongkar muat di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Berdasarkan sektornya, hanya ekspor pertanian yang mengalami kenaikan secara bulanan maupun tahunan. Ekspor pertanian mencapai USD 320 juta, naik 6,10 persen (mtm) dan naik 17,82 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Komoditas yang mengalami kenaikan itu di antaranya tanaman obat dan aromatik, rempah, buah-buahan, hasil hutan bukan kayu lainnya, serta sarang burung.
Sementara ekspor industri pengolahan sebesar USD 11,12 miliar, turun 0,20 persen (mtm), namun naik 7,41 persen (yoy).
Ekspor industri pertambangan dan lainnya mencapai USD 1,98 miliar atau naik 9,23 persen (mtm), namun anjlok 16 persen (yoy).
Selama Maret 2020, Singapura, Malaysia, dan Ukraina menjadi negara tujuan ekspor RI yang mengalami kenaikan tertinggi, masing-masing mencapai USD 281,5 juta; USD 89,7 juta; dan USD 46,4 juta.
Sedangkan ekspor RI ke Hong Kong, China, dan Vietnam tercatat mengalami kenaikan. Masing-masing mencapai USD 177,1 juta, USD 103,6 juta, dan USD 102,7 juta.
Sementara ekspor yang turun ke Singapura, Filipina dan Pakistan, masing-masing turun USD 131,4 juta, USD 126,6 juta, dan USD 97,3 juta.
ADVERTISEMENT
Secara kumulatif Januari-Maret 2020 atau selama kuartal I 2020, total ekspor RI mencapai USD 41,79 miliar, naik 2,91 persen (yoy).

Impor

Selama Maret 2020, impor tercatat sebesar USD 13,35 miliar, naik 15,60 persen (mtm), namun turun 0,75 persen (yoy).
Impor migas mencapai USD 1,61 miliar, naik 5,64 persen (yoy). Sementara impor nonmigas sebesar USD 1,74 miliar, turun 1,56 persen (yoy).
Berdasarkan penggunaan barangnya, seluruh impor mengalami kenaikan, kecuali impor barang modal. Secara rinci, impor konsumsi mencapai USD 1,27 miliar, naik 43,80 persen (mtm) dan naik 10,66 persen (yoy).
Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Impor bahan baku penolong mencapai USD 10,28 miliar, meningkat 16,34 persen (mtm) dan naik tipis 1,72 persen (yoy). Sementara impor barang modal USD 1,80 miliar, turun 1,55 persen (mtm) dan turun 18,07 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Selama bulan lalu, impor dari China, Hong Kong, dan Taiwan mengalami kenaikan, masing-masing sebesar USD 1 miliar, USD 19,17 juta, dan USD 143,1 juta.
Sementara impor dari Jepang, Kanada, dan Thailand mengalami penurunan masing-masing USD 76,2 juta, USD 41 juta, dan USD 40 juta.
Secara kumulatif selama kuartal I 2020, impor mencapai USD 39.17 miliar, turun 3,59 persen (yoy).