news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

BPS Optimistis Indonesia Terhindar dari Risiko Stagflasi

1 Juli 2022 11:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022. Foto: BPS
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BPS Margo Yuwono saat konferensi pers pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022. Foto: BPS
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi di bulan Juni 2022 mencapai 4,35 persen. Angka tersebut melampaui batas atas sasaran Bank Indonesia (BI) yakni 4 persen.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, Ketua BPS Margo Yuwono optimistis Indonesia akan terhindar dari bayangan stagflasi. Hal tersebut diungkapkan Margo kepada kumparan, usai konferensi pers, Jumat (1/7).
Menurut Margo, Indonesia memiliki kekuatan ekonomi domestik yang cukup tinggi. Bahkan, ia optimistis ekonomi Indonesia akan mengalami pertumbuhan dalam beberapa bulan ke depan.
"Dari data yang ada dan fenomena yang ada, kalau saya sih sampai tahun ini masih fine-fine aja. Indonesia masih akan terhindar dari stagflasi," kata Margo dengan yakin.
"Karena dilihat dari ekonomi kita masih tumbuh positif. Selama tadi, selama subsidinya untuk beberapa komoditas bisa dikelola dengan baik," sambung dia.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengatakan situasi global saat ini masih sangat sulit, sehingga asumsi mengenai kondisi perekonomian Indonesia ke depannya masih sangat rentan. Kendati demikian, Ia melihat adanya risiko pertumbuhan ekonomi global yang melambat.
ADVERTISEMENT
"Kami melihat risiko stagflasi global akan bayangi ekonomi kita ke depan," ungkap Destry dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (27/6).
Destry menjelaskan, saat ini BI tengah berfokus pada tekanan inflasi yang dikhawatirkan akan melonjak naik. BI memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 2022 akan melewati batas lebih dari 4 persen.
"Namun, di tahun 2023 kami perkirakan inflasi akan berada kembali kembali ke kisaran 2 persen hingga 4 persen" jelas Destry.