BPS: Produksi Beras Akan Surplus 2,26 Juta Ton Sampai Akhir Tahun Ini

15 Oktober 2020 16:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi swasembada beras. Foto: Dok. Ditjen Tanaman & Pangan.
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi swasembada beras. Foto: Dok. Ditjen Tanaman & Pangan.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi produksi beras di Indonesia akan surplus hingga akhir tahun ini. Prediksi tersebut berdasarkan perhitungan proyeksi produksi beras dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA) dan konsumsi beras per kapita.
ADVERTISEMENT
Dalam perhitungan BPS, produksi beras sampai akhir tahun ini diperkirakan mencapai 31,63 juta ton. Sedangkan, konsumsinya 29,37 juta ton. Sehingga ada surplus 2,26 juta ton beras.
"Ini berdasarkan realisasi sampai September dan potensi Oktober-Desember, maka beras Indonesia produksinya 31,63 juta ton, dengan memperhatikan konsumsinya 29,37 juta ton, berarti kita masih akan surplus 2,26 juta ton," ujar Kepala BPS Suhariyanto saat konferensi pers virtual, Kamis (15/10).
Adapun produksi beras yang mencapai 31,63 juta ton tersebut, mengalami kenaikan 310 ribu ton atau naik tipis 1 persen dibandingkan realisasi produksi beras sepanjang 2019 yaitu 31,31 juta ton.
Namun Suhariyanto menegaskan proyeksi tersebut bersifat sementara, karena angka produksi beras September hingga Desember merupakan angka potensi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto. Foto: Humas BPS
Menurut dia, proyeksi kenaikan produksi beras itu sejalan dengan bertambahnya kenaikan panen di beberapa provinsi. Seperti di Jawa Timur yang diperkirakan 4,61 persen, disusul sejumlah provinsi seperti Lampung, Banten, dan Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Adapun luas panen padi secara nasional, bertambah 0,11 juta hektar menjadi 10,79 juta hektar hingga akhir tahun ini.
Meski demikian, Indonesia tetap perlu mengantisipasi fenomena La Nina sebagaimana disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Fenomena La Nina diperkirakan akan mengakibatkan curah hujan pada akhir tahun lebih tinggi dibandingkan dengan masa normal. Curah hujan tinggi bisa mengakibatkan bencana hidrometeorologi yang turut memengaruhi hasil panen.
"Maka itu saya berikan warning, potensi Oktober-Desember itu bagus, tapi hati-hati dengan warning dari BMKG mengenai fenomena La Nina," tambahnya.