BRI Danareksa Ungkap 5 Perusahaan Batal IPO di 2023

24 Oktober 2023 17:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi BRI Danareksa Sekuritas. Foto: BRI Danareksa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi BRI Danareksa Sekuritas. Foto: BRI Danareksa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) Laksono Widodo membeberkan ada lima perusahaan yang urung melakukan aksi korporasi penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) tahun ini. Hal ini dikarenakan kondisi pasar yang kurang baik.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini tahun yang cukup berat bagi kami, ada beberapa IPO besar karena satu dan lain hal ditunda. Ada 5 IPO yang kami tidak bisa meneruskan karena memang dari calon emitennya bersikap untuk menunda IPO,” tutur Laksono usai konferensi pers peluncuran aplikasi BRIGHTS Easy di Main Hall BEI, Jakarta pada Selasa (24/10).
Menurutnya kelima perusahaan tersebut merupakan perusahaan skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar. Selain itu, kelima perusahaan tersebut bukan bagian dari perusahaan pelat merah di bawah naungan Kementerian BUMN dari berbagai sektor.
“Macem macem yah ada sektor konsumen, ada sektor manufacturing, ada sektor yang berhubungan dengan teknologi. Skala besar di atas Rp 250 miliar iya,” imbuh Laksono.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Laksono tetap berharap masih ada satu perusahaan di luar kelima perusahaan tersebut yang dapat melakukan intial public offering (IPO) akhir tahun ini.
Sementara untuk kelima perusahaan yang menunda IPO tahun ini, pihaknya menargetkan pelaksanaan aksi korporasi tersebut tahun depan.
“Jadi harapannya di akhir tahun ini ada satu IPO lagi yang bisa kami lakukan, kami menargetkan paling enggak lima (perusahaan) IPO di 2024,” tambah Laksono.
Meskipun tahun depan Indonesia akan dihadapkan dengan kontestasi politik besar-besaran, Laksono tetap berharap kelima perusahaan swasta tersebut tetap dapat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan baik.
“Tentunya Indonesia memasuki pesta demokrasi, tahun pemilu, kondisi market sendiri masih sangat fluid, ditambah dengan kondisi geopolitik, tapi kami sudah punya lima pipeline, kalo market mendukung, bisa menjadi IPO yang baik,” tutup Laksono.
ADVERTISEMENT