BTN Cetak Laba Bersih Rp 774 Miliar di Kuartal I 2022, Naik 23,8 Persen

22 April 2022 11:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank BTN. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank BTN. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Negara (BBTN) berhasil mencetak laba bersih pada kuartal pertama 2022 dibandingkan kuartal pertama tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Bank spesialis kredit perumahan ini membukukan laba bersih sepanjang kuartal I 2022 senilai Rp 774 miliar. Laba bersih tersebut melonjak 23,89 persen dibanding periode yang sama tahun 2021 senilai Rp 625 miliar.
Pertumbuhan laba bersih ini ditopang oleh kenaikan penyaluran kredit, pengelolaan aset kredit bermasalah, efisiensi biaya dana, dan operasional. Transformasi digital selama dua tahun terakhir mulai memberikan dampak positif dalam bentuk akuisisi nasabah baru, perluasan akses pasar, dan produktivitas karyawan. Perbaikan di banyak aspek membuat indikator kinerja keuangan berada dalam tren positif.
“Ditinjau dari sisi topline maupun bottom line, pencapaian ini berkat bisnis model dan implementasi strategi yang tepat. Ke depan kami tetap optimistis karena ekonomi semakin pulih seiring berakhirnya pandemic,” ujar Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dalam Paparan Kinerja Keuangan Bank BTN Kuartal I 2022 di Jakarta, Jumat (22/4).
ADVERTISEMENT
Haru mengatakan keberhasilan pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional berdampak positif terhadap penyaluran kredit termasuk ke sektor perumahan. Sepanjang periode Januari-Maret 2022, Bank BTN berhasil menyalurkan kredit mencapai Rp277,13 triliun meningkat 6,04 persen dari kuartal I tahun 2021 senilai Rp 261,34 triliun.
Menurut Haru, penyaluran kredit perumahan masih mendominasi total kredit perseroan pada kuartal I 2022. Adapun kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp248,57 triliun.
Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo. Foto: BTN
Dari jumlah tersebut KPR Subsidi masih mendominasi sebesar Rp 134,04 triliun tumbuh 9,01 persen dibandingkan kuartal I 2021 senilai Rp 122,96 triliun. Sedangkan KPR Non Subsidi tumbuh 5,16 persen menjadi Rp 84,28 triliun dibandingkan kuartal I tahun 2021sebesar Rp 80,14 triliun.
ADVERTISEMENT
“Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Gross kami terus membaik di level 3,6 persen, lebih rendah dari sebelumnya di level 4,25 persen, Sedangkan NPL Nett sebesar 1,28 persen, turun dari posisi 1,94 persen,” kata Haru.
Kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih (net interest income) atau NII yang tumbuh 28,81 persen menjadi Rp 3,57 triliun dibandingkan kuartal I tahun 2021 sebesar Rp2,77 triliun. Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) Bank BTN juga mengalami kenaikan dari 3,31 persen pada akhir Maret 2021 menjadi 4,29 persen.
Meski rasio NPL mengalami perbaikan, Bank BTN tetap menaikkan rasio cadangan atau Coverage Ratio menjadi 146,73 persen dari 115,93 persen pada kuartal I 2021.
ADVERTISEMENT
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Haru mengungkapkan perolehan DPK Bank BTN mencapai Rp 290,53 triliun. Dari jumlah tersebut, perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp 128,26 triliun naik sebesar 13,85 persen dibandingkan akhir Maret 2021 sebesar Rp 112,66 triliun.
“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat porsi dana murah mengalami kenaikan menjadi 44,15 persen dari total DPK Bank BTN pada kuartal I 2022,” sambungnya.
Haru menegaskan kenaikan dana murah Bank BTN berhasil menekan biaya dana (cost of fund) Bank BTN menjadi 2,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,69 persen. Fokus Bank BTN dalam menggenjot perolehan dana murah dan memangkas dana mahal telah membuat total deposito perseroan mengalami penurunan 10,96 persen menjadi Rp162,27 triliun dibandingkan kuartal I tahun 2021 sebesar Rp 182,25 triliun.
ADVERTISEMENT
“Strategi ini membuat yang biasanya porsi dana mahal atau deposito selalu di atas 60 persen, pada kuartal I 2022 ini mengalami penurunan menjadi hanya 55,85 persen,” tegasnya.
Di sisi lain, Haru menegaskan, Bank BTN terus mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah. Salah satunya dengan menggenjot pembiayaan perumahan untuk kalangan milenial. Total pencairan kredit perumahan yang mencapai Rp8,4 triliun, sebesar 90 persen atau sekitar Rp7,6 triliun mengalir ke kalangan milenial.
“Adapun sepanjang tahun 2019 hingga akhir 2021, Bank BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 388.000 unit rumah kepada kalangan milenial,” lanjutnya.
Haru menambahkan tumbuhnya sektor properti termasuk pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah yang sukses melakukan program vaksinasi nasional dan memberikan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi. Adapun stimulus yang diberikan Pemerintah seperti insentif PPN untuk sektor properti dan kebijakan dana PEN yang ditempatkan di perbankan nasional termasuk Bank BTN telah membuat permintaan pembiayaan rumah meningkat.
ADVERTISEMENT
Kinerja positif Bank BTN saat ini juga menandakan keberhasilan transformasi yang dilakukan manajemen seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi. Transformasi tersebut menjadi mesin yang cukup kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi sehingga mendorong pertumbuhan bisnis Bank BTN.
“Dengan transformasi yang dilakukan Bank BTN dan dukungan Pemerintah bersama stakeholder terkait bisnis pembiayaan perumahan, kami optimistis mampu berperan aktif dalam mendukung program Pembangunan Satu Juta Rumah serta memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi MBR dan milenial,” pungkas Haru.
Haru menegaskan pihaknya tetap mewaspadai kenaikan inflasi yang bisa menjadi faktor pemberat karena ekonomi global tengah menghadapi tantangan ini.
***
Ikuti giveaway kumparanBISNIS dan dapatkan hadiah saldo digital total Rp 1,5 Juta, klik di sini. Kegiatan giveaway ini terbatas waktunya, ayo segera gabung!
ADVERTISEMENT