news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Budi Daya Ikan Kakap di Yogyakarta Pakai Teknologi dari Norwegia

21 Oktober 2019 10:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, H.E. Vegard Kaale saat acara Sustainable Aquaculture Seminar 2019 di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (21/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, H.E. Vegard Kaale saat acara Sustainable Aquaculture Seminar 2019 di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (21/10/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya memastikan keberlanjutan pengelolaan sumber daya laut agar dapat dimanfaatkan masyarakat. Salah satu yang dilakukan kali ini adalah bekerja sama dengan pemerintah Norwegia dalam proyek Pengembangan Akuakultur Kelautan Berkelanjutan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kerja sama ini juga bertujuan mengembangkan Recirculated Aquaculture System (RAS) untuk budi daya ikan kakap di Yogyakarta. Selain itu, KKP mengundang investor Norwegia untuk mengeksplorasi peluang investasi dalam pengembangan pusat perikanan dan kelautan terpadu di wilayah perbatasan terluar yang terdiri dari 12 lokasi strategis di seluruh Indonesia.
Adapun 12 lokasi yang dimaksud berada di Natuna, Saumlaki, Merauke, Mentawai, Nunukan, Talaud, Morotai, Biak Numfor, Mimika, Rote Ndao, Sumba Timur, dan Sabang.
“Dalam hal ini pihak Norwegia bekerja untuk membantu pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sektor budi daya laut, dengan memberikan bantuan teknis dan membantu Indonesia dalam merumuskan peraturan khusus tentang budi daya ikan,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (21/10).
ADVERTISEMENT
Slamet percaya kolaborasi ini bisa meningkatkan kualitas Indonesia dalam mengelola bisnis budi daya laut dan membangun peraturan budi daya ikan yang maksimal. Ia menegaskan sektor perikanan dan akuakultur sangat penting untuk meningkatkan ketahanan pangan dan nutrisi masyarakat termasuk dalam mencegah kelaparan.
Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, H.E. Vegard Kaale (kiri), Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto (kedua kiri), Director Innovation Norway Jakarta, Fredrik Bjerke Abdelmaguid (kanan). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
“Indonesia sendiri masih memiliki peluang besar dalam mengembangkan akuakultur laut, ini dapat dilihat dari potensi lahan perikanan budidaya yang ada seluas 12,1 juta hektare dengan pemanfaatan hanya 325.825 hektare,” tambahnya.
Selain itu, Slamet mengatakan untuk mengembangkan akuakultur di Indonesia adalah melalui digitalisasi. Hal itu, kata Slamet, mau tidak mau harus diterapkan apalagi teknologi tidak pernah berhenti untuk berkembang.
“Oleh karena itu, dengan menerapkan metode yang lebih maju, diharapkan tidak hanya industri akuakultur menjadi lebih berkembang tetapi juga keberlanjutan dicapai melalui kemudahan praktik serta penyebaran informasi,” ucapnya.
ADVERTISEMENT