Buka-buka Aib Direksi, Ahok Dinilai Tak Mampu Benahi Pertamina

16 September 2020 14:55 WIB
Basuki Tjahja Purnama saat menghadiri Pertamina energi forum 2019, Selasa (26/11). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Basuki Tjahja Purnama saat menghadiri Pertamina energi forum 2019, Selasa (26/11). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
DPR ikut menanggapi pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok yang secara terbuka mengkritik internal BUMN yang diawasinya.
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Nasional Demokrat (NasDem) Subardi menilai, kritikan Ahok yang menuduh secara tidak langsung mengkritik dirinya sendiri.
Menurut Subardi, Ahok sebagai komisaris tertinggi justru tidak mampu mengawasi kinerja Pertamina. Seharusnya, kritik tersebut disampaikan di internal perusahaan.
“Yang disampaikan Ahok seperti menceritakan cacatnya sendiri. Jangan karena ketidakmampuannya (mengawasi Pertamina), Ahok lantas teriak-teriak di media,” kata Subardi dalam keterangan tertulis, Rabu (16/9).
Sebagai Anggota Komisi VI yang bermitra dengan BUMN, Subardi menyayangkan sikap Ahok. Ia khawatir performa Pertamina semakin buruk karena manajemen yang gaduh dan 'urakan'.
Presiden Joko Widodo didampingi Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama saat meninjau kilang PT TPPI, di Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, Sabtu (21/12). Foto: Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden
Padahal, kata Subardi, setiap rapat bersama Kementerian BUMN, Komisi VI DPR RI selalu mendukung program perbaikan Pertamina yang digagas Erick Thohir, baik dalam strategi bisnis maupun efisiensi produksi.
ADVERTISEMENT
“Kita ingin performa Pertamina membaik. Pertamina harus mampu berkembang dan bersaing dengan perusahaan raksasa seperti Aramco, Chevron, Exxon atau Petronas. Tapi kalau memilih cara-cara kasar dan emosional, ini justru kontraproduktif,” papar Ketua DPW NasDem DIY tersebut.
Selain Subardi, anggota Komisi VI DPR RI yang juga mengkritik tindakan Ahok adalah Andre Rosaide dari Fraksi Gerindra. Dia mempertanyakan statement Ahok yang ramai dibicarakan publik pasca munculnya cuplikan video yang diunggah oleh salah satu channel di YouTube pada Senin (14/9).
Menurut Andre, Statement itu muncul karena Ahok butuh panggung untuk menunjukkan kinerjanya sebagai Komisaris Utama Pertamina, namun sayangnya malah mendiskreditkan Pertamina secara umum.
“Statement-statement pak Ahok ini membuat gaduh dan cenderung tanpa dasar. Saya paham Pak Ahok butuh panggung, tapi tolong jangan menimbulkan citra negatif untuk Pertamina. Jangan kebanyakan bacot, apalagi Pak Ahok orang dalam Pertamina,” ungkap politisi asal Sumatera Barat ini.
ADVERTISEMENT
Andre menilai beberapa pernyataan Ahok tidak berdasar, seperti mengatakan bahwa Pertamina lebih suka beli blok migas di Luar Negeri daripada eksplorasi dalam negeri. Padahal faktanya banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina.
Dalam data yang dipegang Komisi VI, pada 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over. Lebih dari 60 persen investasi di Pertamina adalah untuk sektor hulu migas. Bahkan, untuk menambah cadangan, sepanjang tahun 2019 Pertamina melakukan studi seismik di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km. Studi seismik yang dilakukan Pertamina ini merupakan studi seismik terpanjang di Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun terakhir.
"Akuisisi yang dilakukan oleh Pertamina di dalam negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah habis kontrak PSC-nya. Sedangkan akuisisi di luar negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah berproduksi dan memiliki cadangan yang besar,” kata Andre.
ADVERTISEMENT
Di akun Twitter-nya, Andre bahkan mencolek Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir agar Ahok dicopot dari jabatannya sebagai Komut Pertamina karena membuat kegaduhan di publik.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.