Buka Peluang bagi UMKM di Kota Kecil, Ini Kisah Dukungan Grab untuk Tarakan

25 Juni 2021 18:01 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Abimanyu, pengusaha kuliner Nasi Kota-ku asal Tarakan, Kalimantan Utara. Foto: Grab.
zoom-in-whitePerbesar
Abimanyu, pengusaha kuliner Nasi Kota-ku asal Tarakan, Kalimantan Utara. Foto: Grab.
Meskipun telah berlalu selama lebih dari satu tahun, dampak dari pandemi masih terasa hingga kini, termasuk dalam ranah ekonomi dan peluang usaha. Geliat ekonomi yang melemah memberikan dampak pada semua jenis bisnis. Alhasil, pemberhentian karyawan dan kerugian lainnya tidak dapat dihindari.
Hal ini juga dirasakan oleh Abimanyu Prakarsa, seorang pemuda berusia 33 tahun yang memutuskan pindah ke Tarakan setelah menikah. Bukan hanya pandemi, karena baru saja pindah, dirinya juga kesulitan mencari pekerjaan sebab tidak memiliki jejaring sosial yang stabil.
“Awalnya cukup sulit bagi saya untuk mencari pekerjaan, karena saya baru pindah (ke Tarakan) dan tidak memiliki kenalan apalagi network untuk mencari pekerjaan yang stabil. Jadi, selama berbulan-bulan saya mencoba melihat apa yang bisa saya lakukan untuk menciptakan peluang bagi diri saya sendiri,” ujar Abimanyu.
Sambil mencari pekerjaan, Abimanyu melihat bisnis kuliner online yang sedang marak dan berkembang pesat. Hal ini menginspirasinya untuk memulai bisnisnya sendiri di Tarakan. Dari ide tersebut, ia bergerak cepat dan mencoba berbagai resep lewat video tutorial. Kini ia memulai usaha kuliner kecil dengan nama Nasi Kota-ku, dan menjualnya melalui media sosial.
Abimanyu merupakan satu dari ribuan UMKM baru yang banyak bermunculan di Tarakan. Ya, Tarakan adalah kota terbesar di Kalimantan Utara (Kaltara). Hal ini didukung oleh perkembangan pesat dari segi infrastruktur dalam beberapa tahun silam.
Data Dinas Komunikasi dan Informatika Kaltara, menunjukkan bahwa pada 2019, lahir 8.976 UMKM baru. Hingga kini, terdapat lebih dari 13.427 UMKM dengan kategori sektor yang berbeda-beda. Di tengah dampak pandemi yang membuat semua orang kesulitan mencari pekerjaan, masyarakat Tarakan memanfaatkan peluang untuk meluncurkan bisnis kecilnya sendiri.
Perkembangan pesat Tarakan didukung oleh pergerakan digitalisasi yang didukung oleh Rumah BUMN. Hal ini sama seperti yang disampaikan oleh Yayan Nuryana selaku Manager Enterprise, Government, Business dari Rumah BUMN Telkom Tarakan. Yayan mengakui bahwa pandemi membuat pengetahuan dan literasi digital di kalangan UMKM menjadi semakin mendesak.
Sebagai bagian dari misinya untuk membantu UMKM go digital supaya tetap bertahan di masa pandemi, Rumah BUMN bekerja sama dan bermitra dengan Grab untuk memberikan pelatihan dan edukasi tentang cara memanfaatkan fitur di platform digital yang disediakan oleh Grab.
“Kami menyadari bahwa potensi pertumbuhan yang dimiliki oleh UMKM Tarakan dapat sangat ditingkatkan melalui pemanfaatan teknologi. Dengan minimnya akses teknologi yang relevan untuk memajukan bisnis mereka, Rumah BUMN memiliki tujuan untuk memperkenalkan dan mengekspos UMKM ini pada berbagai inovasi digital seperti Grab dan mendorong potensi mereka untuk terus tumbuh, membantu meningkatkan bisnis dan melayani masyarakat di Tarakan dan wilayah Kalimantan Utara dengan lebih baik,” jelas Yayan.
Di tingkat provinsi, penetrasi internet dan literasi digital saat ini perlu ditingkatkan karena UMKM di Kalimantan Utara yang telah memanfaatkan platform digital masih kurang dari 12 persen. Walaupun perjalanan masih panjang, kedua belah pihak tetap mengusahakan yang terbaik untuk menciptakan sebanyak-banyaknya peluang dengan melatih keterampilan UMKM dalam menggunakan platform digital.

Mengambil Peluang Bisnis dengan Meningkatkan Keterampilan dan Memanfaatkan Platform Digital

Usaha Nasi Kota-ku milik Abimanyu berjalan dengan baik secara online. Akan tetapi, ia menyadari masih banyak ruang untuk peluang yang belum ia coba. Dirinya membulatkan tekad dan memutuskan untuk mengikuti kelas pelatihan yang diadakan oleh Rumah BUMN dan Grab.
Tak hanya mempelajari kiat-kiat dan menambah pengetahuan tentang bisnis kuliner, Abimanyu mendaftarkan Nasi Kota-ku sebagai mitra merchant GrabFood. Setelah bergabung, Nasi Kota-ku semakin ramai pesanan karena mendapatkan visibilitas online yang kuat dari GrabFood. Dalam waktu yang singkat, akhirnya Abimanyu memutuskan untuk membuka toko offline supaya produktivitas penjualannya semakin optimal.
“Ketika saya membuka toko offline, penjualan di online juga berpengaruh positif karena konsumen di GrabFood juga dapat melihat foto-foto toko offline saya. Kombinasi ini dapat memajukan bisnis Nasi Kota-ku yang sekarang menjadi bisnis omni-channel. Sekarang hampir 40 persen dari penjualan berasal dari GrabFood dan saya sangat senang dapat mempekerjakan 4 staf lagi untuk meningkatkan pelayanan bisnis saya. Saya juga selalu membeli bahan dari Pasar tradisional, dan bisa membantu pedagang pasar bertahan lewat bisnis digital saya ini,” cerita Abimanyu.
Sama-sama memanfaatkan digitalisasi, kisah sukses juga datang dari pemilik rumah makan terkenal di Tarakan. Welly, pria yang kini berusia 40 tahun ini menjadi pendiri Warung Teras Tarakan yang telah berdiri kurang lebih 10 tahun lamanya.
Welly, pengusaha kuliner Warung Teras asal Tarakan, Kalimantan Utara. Foto: Grab.
Sejak 2013, rumah makannya selalu menjadi langganan banyak pejabat, salah satunya Presiden Joko Widodo yang bahkan telah mampir dua kali. Welly tak menyangka, bisnis kecil yang dimulai dari teras rumahnya dapat berkembang sebesar ini. Mulai dari promosi mulut ke mulut, hingga sekarang merambah ke ranah digital.
Untuk meningkatkan daya saing usahanya, Welly tidak meninggalkan promosi word of mouth, akan tetapi menggabungkannya dengan kekuatan platform digital. Ia mendaftarkan usaha kulinernya dan menjadi mitra GrabFood.
“Setelah menggunakan GrabFood, saya sangat merasakan kemudahan dan manfaat dari platform digital dalam mengembangkan bisnis saya. Selain itu, saya tidak perlu pusing lagi untuk mencari SDM baru untuk kurir pengantaran makanan. Saya sangat terbantu sekali dengan sistem pengantaran Grab yang mudah dan dilengkapi dengan teknologi dan titik peta yang akurat.” ujar Welly.
Kabar baik tentang optimalisasi bisnis lewat digitalisasi semakin tersebar di kalangan pelaku UMKM di Tarakan. Mereka mendapatkan peluang untuk mempertahankan kesuksesan bisnis secara jangka panjang dengan memanfaatkan teknologi digital secara efektif.
Tak hanya bagi UMKM kuliner, tetapi bagi sektor lainnya; salah satunya Rosliana atau yang akrab disapa Liena. Perempuan berusia 35 tahun yang telah menjalankan bisnis fesyennya, Boutique Smile, selama 12 tahun di Tarakan.
Dalam kisahnya, Liena menetapkan ambisi baru untuk mengembangkan bisnis butiknya, yakni mengubah strategi dari offline ke online. Dengan bantuan media sosial dan tren yang terus berganti, Boutique Smile mengalami lonjakan permintaan untuk desain pakaian ala Jepang dan Korea yang sedang naik daun.
Permintaan yang meningkat berarti bertambah pula kebutuhan Liena, terutama di bagian pengiriman. Dari sana, ia membutuhkan dukungan tambahan untuk mengelola peluang baru ini.
“Saya tidak terbiasa untuk menangani logistik dan saya awalnya kesulitan untuk menemukan layanan pengantaran yang sesuai untuk mengantarkan produk saya ke konsumen. Saya akhirnya memutuskan untuk mencoba mempelajari cara memanfaatkan layanan GrabExpress dan sekarang saya dapat menjangkau konsumen saya lebih cepat dan lebih mudah, terutama dengan fitur Same Day,” jelas Liena.
Platform digital telah membantu Liena untuk terus bereksperimen pada hal-hal baru dan berinovasi di lini bisnisnya. Kemudahan beroperasi secara online juga telah memungkinkannya untuk mengekspansi bisnisnya ke sektor kuliner. Ya, Liena akhirnya memberanikan diri untuk meluncurkan Smile Food, bisnis dessert dan makanan segar handmade yang menawarkan pilihan kuliner unik, seperti Mango Sticky Rice dan Salad Buah.
“Karena saya selalu bepergian ke banyak kota dan negara untuk mengkurasi baju-baju yang sedang tren untuk stok butik saya, saya pun banyak mendapatkan pengetahuan tentang kuliner-kuliner di sana. Sekarang saya pun ingin mencoba untuk memperkenalkan tren kuliner seperti Asinan Jakarta, Mango Sticky Rice dan Salad Buah di Tarakan. GrabExpress masih menjadi layanan pesan-antar utama saya karena saya mempercayai keandalannya untuk memastikan makanan tiba dalam keadaan segar dan kondisi yang baik,” ujar Liena.
Selama dua bulan terakhir, Liena juga telah bergabung menjadi mitra merchant GrabFood untuk menjangkau segmen konsumen yang lebih luas.
“Saya senang melihat pesatnya perkembangan bisnis Smile Food hanya dalam kurun waktu yang cukup singkat,” tambahnya.
Liena, pengusaha fesyen Boutique Smile dan kuliner Smile Food asal Tarakan, Kalimantan Utara. Foto: Grab.

Sinergi Kolaboratif untuk Mengembangkan Ekosistem UMKM Tarakan

Pada kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi di kota-kota di Indonesia —termasuk Tarakan, Kalimantan Utara— melambat akibat diberlakukannya PSBB. Namun, pemerintah daerah Tarakan tak patah arang dan berkomitmen untuk terus memastikan bahwa UMKM dapat melanjutkan kegiatan operasional.
Dukungan pemerintah dibuktikan dengan pemberlakuan pembatasan sosial yang tetap disesuaikan dengan pergerakan UMKM. Jadi, sambil melindungi masyarakat dari infeksi virus yang sedang merebak, pemerintah juga ingin memastikan bahwa keadaan dan flow keuangan masyarakat juga terjaga.
Atas upaya ini, Tarakan memenangkan Penghargaan Natamukti pada akhir 2020 atas pencapaiannya dalam pengembangan ekosistem UMKM. Tak hanya itu, Tarakan juga diberi gelar sebagai Kota 1.000 Kafe.
Wali kota Tarakan, dr. Khairul, menyatakan bahwa hal ini dapat terjadi karena adanya sinergi dengan pihak swasta, salah satunya Grab. Khairul bersyukur Rumah BUMN dan Grab dapat membantu usaha distribusi akses digital yang lebih luas pada jaringan UMKM.
“Kerja sama sektor publik dan swasta sangat dibutuhkan dalam mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Tarakan, khususnya untuk memastikan UMKM bisa berkembang dan tumbuh. Kerja sama antara Rumah BUMN dan platform digital seperti Grab memungkinkan mereka (UMKM) untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya di tengah masa pandemi yang penuh tantangan ini. Perputaran ekonomi yang lebih signifikan dan juga mendorong perkembangan ekonomi Tarakan secara umum,” ucap Khairul berdasarkan rilis.
Menanggapi pernyataan Wali kota, Halim Wijaya selaku Director of East Indonesia dari Grab Indonesia juga menekankan bahwa pertumbuhan yang terlihat di Tarakan merupakan hasil dari kolaborasi yang apik. Grab memiliki tujuan yang sama dengan pemerintah daerah, yakni memperkuat kapasitas ekonomi Tarakan.
“Sebagai aplikasi super terkemuka, Grab fokus dalam mendistribusikan akses transformasi digital yang merata di seluruh Indonesia dan berharap dapat terus menyediakan akses teknologi yang inklusif, khususnya untuk percepatan ekonomi UMKM guna membangun kapasitas kompetitif mereka. Ini termasuk di daerah-daerah pelosok seperti Nunukan dan Pulau Sapi,” tutup Halim.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Grab